Contoh Soal Evaluasi Struktur dan Kaidah Kebahasaan Penggalan Novel

Contoh Soal Evaluasi Struktur dan Kaidah Kebahasaan Penggalan Novel Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, kita telah banyak mengetahui dan memahami materi, terutama pembelajaran sastra. Bagi pembelajaran sastra dalam bahasa Indonesia, kegiatan yang harus sering kita lakukan adalah membaca. Apalagi di pembelajaran terakhir ini, kita dihadapkan pada teks cerita fiksi dalam novel. Mempelajari novel akan membuka wawasan kita terhadap permasalahan yang kompleks dari sudut pandang kreatif dan kritis. Kita dilatih lebih bijaksana ketika membaca permasalahan dalam novel, karena novel merupakan cermin kecil dari dunia nyata.

Contoh Soal Evaluasi Struktur dan Kaidah Kebahasaan Penggalan Novel


SOAL 1
Perhatikan penggalan novel berikut ini!
Prolog:
Setelah empat puluh hari dilamun ombak dan gelombang, pada 12 Juni 1830 pukul sebelas siang, Korvet Pollux membuang sauhnya di pelabuhan Menado. Kanjeng Sultan Ngabdulkamid, seorang staatsegevandene, beserta keluarganya, turun dan menginjakkan kakinya di Selebes, pulau tempat pembuangannya untuk selamanya.
      Kiai Maja juga ada di Menado, apakah Tuan ingin bertemu dengannya?” tanya seorang opsir ajudan yang mengiringnya berjalan menuju Benteng Amsterdam.
       Sultan sejenak berdiam diri, sebelum akhirnya menjawab lirih, “Biarlah begitu saja.” Beliau tidak ingin melukai hari Kiai Maja, dan juga hatinya sendiri.
(Arumdalu – Junaedi Setiyono. Hlm. 8)
Penggalan cerita di atas terdapat pada struktur teks bagian ….

SOAL 2
       “Ya, dan ternyata dia itu, pemuda berpakaian seperti gelandangan itu, benar-benar adiknya,” jawabnya setelah tersengal terbatuk-batuk. Kain hijau gadung yang selalu setia melindungi lehernya ikut terguncang-guncang.
       “Bagaimana kau tahu dia itu benar-benar adiknya?” aku jadi ingin tahu.
       “Yang bilang Arumdalu sendiri. Dia masih ingat ayahnya, Ki Sena, punya tahi lalat di bawah mata kirinya. Dia juga punya. Demikian pula Danar kakaknya. Maka ketika dia melihat tahi lalat pemuda itu, dia sebetulnya sudah yakin bahwa dia adiknya.”
       “Bila memang begitu, mengapa dia tidak mau mengakuinya?”
       “Aku tidak tahu. Barangkali supaya tidak malu…. Kakaknya hanyalah seorang gundik yang juga dikenal sebagai pelacur.”
       “Mengapa malu?”
      Ki Brontok diam tak menjawab.
(Arumdalu – Junaedi Setiyono. Hlm. 366)
Permasalahan yang muncul dalam dialog adalah ….

SOAL 3
Cermati penggalan novel berikut ini!
       “Pada malam yang gulita itu aku mendapatkan siang yang benderang. Setelah kegelapan terus membututiku, yaitu sejak kepergian Bapak untuk selamanya, kecerahan itu sungguh melegakanku. Kau tahu, kegelapan atas siapa yang menginginkan nyawa Bapak, siapa yang menginginkan keluargaku hancur, siapa yang menginginkanku pergi ke Salatiga, sungguh menggelapkan semuanya. Aku seperti berjalan di relung gua tanpa cahaya dan tak kutahu kapan kutemui ujungnya. Kau masih mendengarkan Karni?”
(Arumdalu – Junaedi Setiyono. Hlm. 210)
Sudut pandang pengarang yang digunakan dalam penggalan novel tersebut adalah ....

SOAL 4
Perhatikan kutipan teks cerita berikut!
Ke mana-mana Riani paling seneng pakai jins, ham, dan sepatu kets yang kinclong. Kalau lagi nggak pakai sepatu, dia penggemar berat sandal jepit nomor satu. Ngobrol sama Riani nggak boleh sok tahu karena dia kayaknya hampir tahu segala-galanya, tapi kalo ada yang salah suka ngambek sendirian.
(5 cm - Donny Dhirgantoro. Hlm. 8-9)
Pendeskipsian watak dalam penggalan teks cerita fiksi di atas dilakuan dengan cara ....

SOAL 5
      Ia memandangku remeh, tapi penuh nuansa wawasan luas dari balik kaca mata palsunya.
      “Archimedes, boi, ia dituduh gila lalu dipenggal kepalanya oleh kopral balok satu romawi. Galileo dipaksa membaca tujuh Mazmur Pertobatan lantaran menentang bapak tua Aristotles. Muhammad dilempari batu. Columbus terbirit-birit dipanah orang Indian. Marie Currie mengap-mengap kena radiasi. Faraday senewen keracunan mercury. Gandhi ke penjara seperti ke jamban saja!”
      Semangat Ketua Karmun berapi-api.
      “Namun, merekalah para pembaru! Merekalah pahlawan! ....” 
(Maryamah Karpov, Andrea Hirata. Hlm: 440)
Istilah yang sesuai untuk mengganti diksi yang dicetak miring dalam kutipan di atas adalah ….

SOAL 6
Perhatikan teks novel berikut.
      "Bu tolong ibu juga mengerti saya. Saya telah berusaha menata hati dan jiwa untuk menerima Pak Karman. Saya tidak mau karena saya sudah terlambat menikah, lantas saya menikah untuk seolah-olah bahagia. saya tidak mau batin saya justru menderita. Karena saya benar-benar tidak bisa menerima Pak Karman. Saya tidak mau, setelah menikah sosok Pak Karman justru jadi monster yang menghantui saya setiap saat. Saya sama sekali tidak bisa mencintainya Bu. Meskipun sebutir zarrah. Ibu kan juga seorang perempuan. Saya mohon bisa memaklumi." Zahrana menjawab panjang lebar dengan mengajak bicara dari hati ke hati.
(Dalam Mihrab Cinta Part. 1, Habiburahman El Shirazy)
Kutipan idiom yang muncul dalam kutipan bermakna ….

 SOAL 7
(1) Mereka disediakan dua kamar untuk menginap, karena acara puncaknya besok malam. Dua kamar itu; lelaki dan wanita. Mereka berkenalan, masing-masing. Banyak hal yang tidak terduga. Seperti kenyataan bahwa dua bulan lalu mereka ditawari membeli sebuah provider kartu seluler di mal sukabumi.
(2) Mereka sampai di Elang Jawa, sebuah tempat wisata alam. Mereka lalu diberitahu bahwa akan dijadikan 4 kelompok utama. Rizal-Rini, Mr. X-dadang, Merlian-Alija, Yeni-Awal. Di sini, awal yakin bakal menang karena sudah tahu medan yang akan dilombakan. Ternyata dugaannya salah.
(3) Merlian datang ke sebuah hotel di daerah Selabintana/puncak, di mana tempat mengundi hadiah. Ada tujuh tamu lain yang kebetulan diundang ke sana. mereka tidak saling mengenal, kecuali sepasang mantan kekasih yang beruntung keduanya diundang ke sana.
(4) Mereka akhirnya sampai di hotel. Anehnya tidak ada seorang pun petugas hotel yang tersisa. Kemudian pergi ke kamar dan menemukan banyak mayat di sana. Mendadak, muncul sebuah cuplikan di layar besar mengenai berita tabrakan maut 5 tahun lalu yang kejadiannya tak jauh dari hotel itu. merlian tersentak bahwa penulis berita itu adalah dirinya. Di tulisan itu diperlihatkan sebuah feature tentang keluarga korban. Dan dia baru sadar bahwa tempat yang tadi dilewatinya pernah pula ia datangi dulu. Korban meninggalkan seorang anak tuna rungu yang hidup sendiri. Dan di sana, Merlian sadar bahwa anak tuna rungu itu sudah besar dan berada di belakangnya dengan sebilah parang.
(5) Mereka melewati sebuah rumah yang sudah tidak ada penghuninya. Anehnya rumah itu terkesan bersih dan terawat. Di dalamnya banyak sekali termos dan botol bekas susu sapi. Mereka tidak terlalu lama di sana karena hari hampir maghrib dan mereka harus cepat sampai ke hotel.
Evaluasi urutan kronologis cerita yang tepat adalah ….

SOAL 8
(1) “Mau apa kau?” sergah Ismi kecil. 
(2) Bocah kampung itu terlihat kikuk. Kedua lengannya disembunyikan ke arah belakang. Dia berjalan hati-hati. Seolah ada benda panas di belakang punggungnya.
(3) Sebuah mangkuk disodorkan pada si gadis cantik. Semangkuk mie dengan rupa-rupa garnis di atasnya. Kedua tangannya lalu bergerak meliuk-liuk. Yuga, si bisu, berusaha mengomunikasikan maksudnya.
(4) “[Ini mie rame yang pernah kamu inginkan itu. Saya dengar dari nenekmu kemarin dulu. Saya bawakan semangkuk dari tempat kerja saya.]
(5) “Mau ngomong apa sih kamu?” teriak Ismi heran.
(6) “Kata Yuga. Dia the pernah dengar kamu nyahPrakkk!
(9) “Dasar anak idiot. Aku mana mau makan makanan kampung begini.”
(10) Suasana kelas yang sedang ramai siswa bermain, mendadak hening. Jam istirahat itu tiba-tiba menjadi tegang. Semua mata menoleh pada Ismi, si murid baru. Muka Yuga memerah. Kedua tangannya menghentak-hentak. Seperti ekspresi kecewa.
(11) “Dia bisu. Tetapi dia tidak bodoh.” Ujar Siti, siswa yang paham dengan bahasa isyarat Yuga.
(Kaeru Michi, Panji Pratama)
Kalimat yang mengandung bagian komplikasi berada pada nomor ….

SOAL 9
Perhatikan kutipan berikut!
Sementara Ismi mengatup bibir dengan hening, sosok Yuga membayang di benak si gadis manja. Belum pula bedug zuhur berkumandang, pintu kamar itu akhirnya dibuka pelan dari dalam.
Majas perbandingan yang muncul di frasa yang dicetak miring disebut ….

SOAL 10
** Perhatikan kutipan novel berikut!**
Mungkin karena itu masyarakat sekitar banyak yang tidak simpati kepadanya, selain sifatnya yang tidak peduli untuk urusan sosial, ditambah lagi karena bisnis tanah yang ia garap banyak mengganggu tetangga. Mulai dari tronton yang sering melewati jalan desa, ... Akibat dari kendaraan berat yang sering berlalu lalang itu, jalanan menjadi rusak berat dan tak pernah ada usaha perbaikan dari pihak perusahaannya. Hal itu diperparah dengan adanya penggundulan hutan di Gunung Walat disebabkan pengerukan tanah liat yang tidak memperhatikan lingkungan. Boleh jadi bencana alam akan terjadi di masa-masa yang akan datang, tapi entah kapan.
(Mataku; mata hatiku, Ridwan Effendi)
Kalimat deskripsi yang dapat dipakai untuk melengkapi paragraf rumpang di atas adalah ....
Tentang:

Share:


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar