TEKNIK DASAR PEMBUATAN BUSANA

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.      LATAR BELAKANG
Busana merupakan segala sesuatu yang dipakai seseorang dari ujung rambut hingga ujung kaki termasuk diantaranya busana pokok, busana pelengkap, (milioneris dan asesoris) serta tata rias wajah dan rambut.Dalam pembuatan busana ada beberapa langkahyang harus diperhatikan desain, ketepatan ukuran, bahan, si pemakai, ketepatan pola,sehingga busana yang kita buat sesuai dengan keinginan kita atau si pemakai. Dalam teknik pembuatan busana terdapat beberapa cara yaitu Tailoring, Modiste, Butiq atau Adi Busana. Selain itu ada juga cara atau teknik-teknik keterampilan dalam menghias busana seperti sablonan, membatik dan jumputan. Teknik-teknik ini masih sering digunakan untuk memberi hiasan pada busana sehingga busana yang kita gunakan terlihat indah.
Ilmu tata busana adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara memilih, mengatur dan memperbaiki dalam berbusana sehingga diperoleh busana yang lebih serasi dan indah. Dalam penggunaan busana ada beberapa etika atau ketepatan dalam berbusana seperti busana untuk olahraga, kreasi, keagamaan, kekantor atau kesekolah, pesta, dirumah dan tidur. Selain itu ada juga pengguanaan sesuai dengan waktu seperti pagi, siang, sore dan malam. Dengan demikian diharapkan pengetahuan ini dapat membantu kita atau semua pihak yang terlibat pada  bidang busana untuk lebih memahami ilmu busana secara umum.Karena setiap tahunnya muncul berbagai trend- trend dalam perkembangan busana. Apalagi pada saat  ini, banyak sekali pendatang baru dalam dunia tata busana, yang khususnya untuk mengetahui bagaimana cara membuat pakaian, baik dari usaha perseorangan sampai yang merambah langsung ke produksi massal atau industri besar. Makalah dengan pemilihan materi ini sengaja kami buat agar dapat menjadi pedoman dalam proses produksi pakaian, baik perseorangan dan produksi massal.


1.2.      RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana keterampilan yang ada dalam bidang busana?
2.      Bagaimana teknologi pembuatan busana ?
3.      Bagaimana metode pembuatan busana?

1.3.      TUJUAN
1.      Agar mengetahui berbagai keterampilan yang ada dalam bidang busana.
2.      Agar mengetahui teknologi pembuatan busana.
3.      Agar mengetahui metode pembuatan busana.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      KETERAMPILAN DALAM BIDANG BUSANA
Tata Busana adalah ilmu cara mengatur semua aspek di bidang busana, meliputi kemampuan persepsi, apresiasi dan kratifitas dalam menghasilkan produk kerajinan maupun produk teknologi. Pengetahuan dalam mata pelajaran keterampilan antara lain : pengetahuan tentang jenis, bentuk dan fungsi, sejarah atau asal-usul dan tentu saja tehnik (mendesain, membuat dan menggunakan)busana
A.    Tujuan Kegiatan Pendidikan Keterampilan Tata Busana
1.      Tujuan Umum
                    Pendidikan keterampilan Tata Busana bertujuan memberikan pengalaman belajar dengan mengembangkan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotorik (keterampilan) mahasiswa di bidang busana, agar mahasiswa memahami dan menghayati pentingnya keterampilan untuk bekal hidupnya sehari-hari.
a.       Tujuan KhususMemahami etika dan estetika berbusana melalui penelaah jenis, bentuk dan fungsi busana.
b.      Mampu memanfaatkan tehnologi informatika sebagai sarana menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan.
c.       Mengembangkan pengetahuan siswa melalui penelaahan jenis, bentuk, fungsi dan cara menggunakan alat dan bahan jahit.
d.      Menumbuhkan semangat berkarya dan berkreasi dengan menghasilkan berbagai produk kerajinan.
e.       Mengembangkan kepekaan estetika, kreatifitas melalui berbagai kegiatan menciptakan benda-benda kerajinan dan tehnologi.
f.       Menumbuhkan sikap profesional, kooperatif, toleransi, kepemimpinan dalam kerja kelompok
g.      Terampil memanfaatkan bahan daur ulang menjadi benda bernilai seni dan berdaya guna.
h.      Terampil mengerjakan pekerjaan menjahit dengan tehnik-tehnik dasar dengan langkah yang sistematis.
i.        Terampil menggerakkan alat dengan teknologi sederhana.
B.     Keterampilan dalam bidang busana, yakni :
1.      Membuat Pola
               Sebelum membuat busana, kita harus membuat pola terlebih dahulu.Pola adalah kutipan badan seseorang yang dibuat di atas kertas sesuai dengan ukuran badan si pemakai.
2.      Menjahit Busana
               Menjahit adalah menyambungkan bagian-bagian busana sehingga menjadikan busana yang utuh.
3.      Membordir
               Bordir adalah suatu hiasan yang dibuat diatas kain atau bahan lain dengan jarum jahit dan benang selain itu juga bisa menggunakan bahan-bahan potongan logam,mutiara, manik-manik ,bulu burung dan payet.
4.      Menyulam
               Menyulam adalah suatu hiasan yang dibuat diatas kain atau bahan lain dengan jarum jahit dan benang yang cara pembuatanya menggunakan manual atau tangan. Biasanya membuat suatu gambar bunga, binatang dan lain-lain.
5.      Sulaman Pita
               Sulaman pita adalah suatu hiasan yang dibuat diatas bahan yang akan dihias dengan menggunakan jarum jahit yang berukuran besar dan pita yang cara pembuatannya menggunakan tangan atau manual. Biasanya membuat suatu gambar bunga binatang dan lain-lain.
6.      Membiding (Burci)
               Membiding adalah suatu hiasan yang dibuat diatas bahan dengan menggunakan jarum jahit, benang dan burci (payet) yang cara pembuatannya secara manual atau menggunakan tangan.
7.      Merajut
               Merajut adalah metode membuat kain,pakain atau perlengkapan busana dari benang rajut.merajut dapat dilakukan dengan benang atau mesin.teknik dasar dalam rajut  adalah tusuk atas dan bawah. Tusuk atas dilakukan dengan cara mengaikan bengan dari arah depan , sementara tusuk bawah adalah mengaitkan benang dari arah belakang.
8.      Membuat Smock
               Smock adalah kerajinan tangan yang salah satu teknik keterampilan menjahit dan menyulam tangan yaitu teknik tusukan menjahit untuk membuat kerutan-kerutan yang menghasilkan motif menarik sesuai pola tertentu .kerutan yang dihasilkan dengan teknik smock dibuat dengan sistem jelujur sehingga memiliki elastisitas unik ,bahan nyang telah bdiberi motif smock akan tetap mudah bergerak sesuai penggunaannya, tanpa ,mengubah motif smock.
9.      Membuat Sablonan, Membatik Dan Jumputan
         Suatu proses  pembuatan motif atau ragam hias pada kain dengan pemintangan .cara-caranya yaitu :
a.       Merintangi sebagian pola dengan alat canting tradisional atau canting tulis.
b.      Merintangi sebagian pola dengan alat canting cat.
c.       Merintangi dengan pengikat atau teknik celup ikat.
10.  Mengaplikasikan Bahan
               Merupakan suatu cara pemanfaatan bahan-bahan sisa untuk dijadikan berbagai kerajinan tangan ataupun busana yang memiliki nilai hias sehingga menghasilkan suatu busana yang unik dan menawan.

2.2.      TEKNOLOGI PEMBUATAN BUSANA
A.    Pengertian Teknologi Busana
Teknologi Busana berasal dari kata Teknos dan Logos.Teknos berarti teknik, cara, metode, sedangkan logos berarti ilmu, pengetahuan. Jadi, yang dimaksud teknologi busana adalah suatu ilmu ketrampilan yang mempelajari cara atau teknik, metode pembuatan atau penyelesaian busana.
B.     Tujuan
1.      Untuk memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan pada mahasiswa dalam menempuh mata kuliah teknologi busana.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui, memahami dan mengoperasikan alat jahit besar dan kecil.
C.     Sistem Menjahit atau Jenis Usaha Menjahit
1.      Perseorangan
Sistem menjahit perseorangan adalah pembuatan busana dengan pola konstruksi, menerima jasa(tidak memproduksi atau tidak dijual dalam jumlah besar), teknik penyelesaian sebagian menggunakan tangan dan sebagian menggunakan mesin.
Teknik menjahit perseorangan dibagi menjadi tiga :
a.       Thailor
Terdiri dari semi thailoring, thailoring penuh dan tanpa furing.Peralatan yang digunakan lebih sederhana yaitu dengan tangan dan mesin.Penyelesaiannya lebih banyak menggunakan tangan.Contohnya pembuatan jas.
b.      Modiste
Penyelesaiannya baik tanpa furing maupun semi thailoring.Sebagian besar penyelesaiannya menggunakan mesin.
c.       Butiq atau Adi Busana
Penyelesaiannya dengan thailoring penuh dan semi thailoring.Banyak diselesaikan dengan tangan dan produk yang dijual hanya dalam jumlah terbatas.
2.      Konveksi atau Sistem Menjahit Cepat
Sistem menjahit konveksi adalah pembuatan busana dalam jumlah besar atau banyak, menggunakan pola standar (S,M,L), dan menggunakan mesin jahit high speed.
a.       Industri Kecil
Home industri merupakan milik perseorangan. Proses penjahitan dan pemotongan sampai finishing atau pengespresan menggunakan mesin.
b.      Industri Besar
Dalam produksi mulai dari desaign sampai pengepakan menggunakan mesin atau komputer.
D.    Pengertian Teknik Dasar Menjahit
Teknik dasar menjahit adalah teknik-teknik yang paling mendasar dalam menjahit.Teknik dasar menjahit meliputi macam-macam tusuk dan setikan, macam-macam kampuh, macam-macam kelim, macam-macam belahan, macam-macam lipit, macam-macam saku, macam-macam penyelesaian kerung leher, dan macam-macam garniture.
1.            Macam-macam Tusuk dan Setikan
      Yang dimaksud dengan tusukan dalam kegiatan menjahit adalah jahitan yang dikerjakan dengan tangan serta menghunakan jarum dan benang. Macam-macam tusuk dan setikan antara lain :
a.       Tusuk jelujur biasa
b.      Tusuk jelujur dengan jarak tertentu
c.       Tusuk jelujur renggang
d.      Tusuk tikam jejak
e.       Tusuk tangkai
f.       Tusuk piquer
g.      Tusuk kelim
h.      Tusuk balut
i.        Tusuk flannel
j.        Tusuk festoon
k.      Tusuk lubang kancing
l.        Setikan mesin
2.            Macam-macam Kampuh
Kampuh adalah sambungan pada busana yang terdiri dari dua bahan yang sama ataupun berbeda, yang digunakan untuk menyambung dua kain dan menggunakan teknik penyelesaian tertentu. Macam-macam kampuh antara lain :
a.       Kampuh buka yang disetik mesin
b.      Kampuh buka yang digunting zigzag
c.       Kampuh buka yang disetik zigzag
d.      Kampuh buka yang dibalut
e.       Kampuh buka yang dirompok
f.       Kampuh buka yang diobras
g.      Kampuh pipih
h.      Kampuh tutup
i.        Kampuh balik
j.        Kampuh sarung
k.      Kampuh perancis
3.            Macam-macam Kelim
Kelim adalah penyelesaian tepi dari bagian-bagian busana.Kelim dilipat mengarah ke bagian buruk bahan dan tepinya diselesaikan dengan menggunakan tusuk-tusuk atau setikan mesin agar tepinya kelihatan rapi. Macam-macam, kelim antara lain :
a.       Kelim biasa
b.      Kelim sungsang
c.       Kelim gulung atau kelim rol
d.      Kelim konveksi
e.       Kelim yang dirompok
f.       Kelim pada garis melengkung
g.      Kelim palsu
h.      Kelim lajur kerut melebar
i.        Kelim lajur kerut memanjang
j.        Kelim lajur kerut serong
k.      Kelim lajur kerut spiral (melingkar)
l.        Kelim soom mesin
m.    Kelim obras
4.            Macam-macam Belahan
Belahan pada busana berfungsi untuk memudahkan dalam memakai dan melepaskakn busana, selain itu dapat berfungsi sebagai hiasan busana. Belahan dapat dibuat dari bahan yang sama atau bahan kain lain sebagai hiasan dan penutup. Macam-macam belahan antara lain:
a.       Belahan dengan satu jalur (lapis)
b.      Belahan dengan dua jalur sama bentuk
c.       Belahan dengan dua jalur sama bentuk
d.      Belahan dengan ritsluiting biasa
e.       Belahan dengan ritsluting jaket
f.       Belahan dengan ritsluiting jepang
g.      Belahan dengan golbi
h.      Belahan dengan kumai serong
5.            Macam-macam Lipit
Pekerjaan membuat lipit banyak diterapkan pada rok dan blus, sebagai hiasan.Untuk pembuatan lipit-lipit tersebut digunakan obat plisket untuk mempertahankan kedudukan lipit-lipit tersebut. Macam-macam lipit antara lain :
a.       Lipit searah
b.      Lipit searah bervariasi
c.       Lipit pisau
d.      Lipit jarum
e.       Lipit mati
f.       Lipit hadap tengah muka
g.      Lipit hadap sekeliling
h.      Lipit sungkup
i.        Lipit sukup variasi
j.        Lipit kipas
k.      Lipit akordion
l.        Godet
6.            Macam-macam Saku
Saku pada busana berfungsi sebagai pelengkap dan juga sebagai hiasan.Pemasangan saku dapat mempengaruhi penampilan busana secara keseluruhan, misalnya letak saku terlalu tinggi atau  rendah, saku terlalu kecil sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Macam–macam saku :
a.       Saku tempel 2 dimensi
b.      Saku tempel 3 demensi
c.       Saku dalam rok
d.      Saku dalam celana
e.       Saku paspoal
f.       Saku klep
g.      Saku vest
7.            Macam-Macam Penyelesaian Kerung Leher
Penyelesaian kerung leher suatu busana hampis sama dengan penyelesaian kelim.  Ada 3 macam bentuk dasar kerung leher yaitu :bentuk bulat, bentuk persegi dan bentuk sudut. Macam–macam penyelesaian kerung leher antara lain :
a.       Dengan serip
b.      Dengan depun
c.       Dengan rompok
d.      Dengan kerah
8.            Macam-macam Garnitur
Garniture ialah hiasan yang berfungsi untuk memperindah permukaan benda.yang dimaksud benda di sini ialah busana, baik busana wanita, pria, maupun anak – anak serta lenan rumah tangga. macam – macam garnnitur antara lain :
a.       Lajur
b.      Pita border
c.       Pita biku
d.      Bisban
e.       Renda
f.       Jahitan biasa
g.      Sulaman, aplikasi, payet, kancing, gasper, smock, dan terawang.

2.3.      METODE PEMBUATAN BUSANA
A.    Pembuatan Desain
1.      Pengertian Desain
Desain berasal dari bahasa Inggris (design) yang berarti ”rancangan, rencana atau reka rupa”. Dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang. Dilihat dari kata benda, ”desain” dapat diartikan sebagai rancangan yang merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan value dari suatu benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Selanjutnya, dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai keindahan.
Desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda seperti busana.Desain dihasilkan melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni, serta kegemaran orang banyak yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar. Desain ini mudah dibaca atau dipahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah diwujudkan ke bentuk benda yang sebenarnya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan, dan perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar. Gambar tersebut merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang kepada orang lain. Setiap busana adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses desain.
2.      Jenis-Jenis Desain
Secara umum desain dapat dibagi 2, yaitu desain struktur (structural design) dan desain hiasan (decorative design).
a.       Desain Struktur (Structural Design)
Desain struktur pada busana disebut juga dengan siluet busana (silhouette).Siluet adalah garis luar dari suatu pakaian, tanpa bagian-bagian atau detail seperti lipit, kerut, kelim, kup, dan lain-lain. Namun jika detail ini ditemukan pada desain struktur, fungsinya hanyalah sebagai pelengkap.
Berdasarkan garis-garis yang dipergunakan, siluet dapat dibedakan atas beberapa bagian yang ditunjukkan dalam bentuk huruf. Dalam bidang busana dikenal beberapa siluet, yaitu:
1)      Siluet A
Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas kecil, dan bagian bawah besar.Bisa juga tidak mempunyai lengan.
2)      Siluet Y

Merupakan model pakaian dengan model bagian atas lebar tetapi bagian bawah atau rok mengecil.
3)      Siluet I
Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas besar atau lebar, bagian badan atau tengah lurus dan bagian bawah atau rok besar.
4)      Siluet S
Merupakan pakaian yang mempunyai model dengan bagian atas besar, bagian pinggang kecil dan bagian bawah atau rok besar.
5)      Siluet T

Merupakan pakaian yang mempunyai desain garis leher kecil, ukuran lengan panjang dan bagian bawah atau rok kecil.
6)      Siluet L
Merupakan bentuk pakaian variasi dari berbagai siluet, dapat diberikan tambahan dibagian belakang dengan bentuk yang panjang/drapery.Bentuk ini biasanya terlihat pada pakaian pengantin barat.
b.      Desain Hiasan (Decorative Design)
Desain hiasan pada busana mempunyai tujuan untuk menambah keindahan desain struktur atau siluet.Desain hiasan dapat berupa krah, saku, renda, sulaman, kancing hias, bus, dan lain-lain.
Desain hiasan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, yaitu:
1)      Hiasan harus dipergunakan secara terbatas atau tidak berlebihan.
2)      Letak hiasan harus disesuaikan dengan bentuk strukturnya.
3)      Cukup ruang untuk latar belakang, yang memberikan efek kesederhanaan dan keindahan terhadap desain tersebut.
4)      Bentuk latar belakang harus dipelajari secara teliti dan sama indahnya dengan penempatan pola-pola pada benda tersebut.
5)      Hiasan harus cocok dengan bahan desain strukturnya dan sesuai dengan cara pemeliharaannya.
B.     Pemilihan Bahan Busana
Dalam mempelajari pemilihan bahan kita dapat mengetahui asal bahan, sifat-sifat bahan dan pemeliharaannya, perbedaan bahan tiruan dengan bahan yang aslip, penyesuaian atau memilih bahan sesuai dengan waktu, tempat, kegunaan dan kesempatan pemakaiannya
Dalam pembuatan busana, bahan busana dapat dibedakan menjadi 3 antara lain :
1.      Bahan Utama Busana
Bahan utama busana adalah bahan tekstil berupa kain yang menjadi bahan pokok pembuatan busana.Bahan atau kain yang diperdagangkan beragam jenis dan kualitasnya, ada yang tipis, sedang dan ada yang tebal.
Agar dapat memilih dan membeli bahan yang tepat sesuai dengan yang diharapkan ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu :
a.       Memilih bahan yang sesuai dengan desain.
b.      Memilih bahan yang sesuai dengan pemakai
c.       Memilih bahan yang sesuai dengan kesempatan
2.      Bahan Pelapis
a.       Lining (bahan pelapis yang letaknya paling dalam yang langsung bersentuhan dengan kulit dan digunakan untuk menutupi bagian dalam pada pakaian)
b.      Interlining( bahan pelapis yang bersifat lembut dan ringan yagn terletak antara interpacing dan linning, lapisan ini juga memberi rasa hangat pada saat pemakaian)
c.       Interpacing (bahan pelapis yang terletak diseluruh bagian dari pakaian tetapi pada umumnya hanya dipergunakan pada bagian – bagian tertentu saja seperti pada kerah, manset, saku dan lain sebagiannya).
d.      Underlinning (bahan pelapis yang terletak atau bagian buruk bahan utama pakaian. Bahan pelapis ini juga disebut lapisan pertama).
3.      Bahan Pelengkap
Bahan pelengkap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan busana yang akan di buat. Bahan pelengkap dapat berupa benang jahit dan benang hias, zipper atau ritsluiting, kancing, pita, renda, hak atau kancing kait dan lain-lain :
a.       benang
b.      pita dan renda
c.       kancing
d.      retsluiting
C.     Mengambil Ukuran
·         Badan Wanita
Ikatlah seutas tali ban (peter ban) atau ban elastis kecil pada pinggang sebagai batas badan atas dan bawah.
1.            Lingkar Leher (L.L.)
Diukur sekeliling batas leher,dengan meletakkan jari telunjuk di lekuk leher.
2.            Lingkar Badan (L.B.)
Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak, letak sentimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak.Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm, atau diselakan 4 jari.
3.            Lingkar Pinggang (L.P.)
Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm, atau diselakan 1 jari. Untuk pinggang ban rok dan slack boleh dikurangi 1 cm.
4.            Lingkar Panggul (L.Pa.)
Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar, + 2 cm sebelah atas puncak pantat dengan sentimeter datar.Diukur pas dahulu, kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari.
5.            Tinggi Panggul (T.Pa.)
Diukur dari bawah ban peter pinggang sampai di bawah ban sentimeter di panggul.
6.            Panjang Punggung (P.P.)
Diukur dari tulang leher yang menonjol ditengah belakang lurus ke bawah samapai di bawah ban peter pinggang.
7.            Lebar Punggung
Diukur 9 cm di bawah tulang leher yang nonjol atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan kiri sampai batas lengan yang kanan.
8.            Panjang Sisi (P.S.)
Diukur dari batas ketiak ke bawah ban peter pinggang dikurangi 2 a 3 cm.
9.            Lebar Muka (L.M.)
Diukur pada 5 cm dibawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak dari batas lengan yang kanan sampai batas lengan yang kiri.
10.        Panjang Muka (P.M.)
Diukur dari lekuk leher di tengah muka ke bawah sampai di bawah ban peter pinggang.
11.        Tinggi Dada (T.D.)
Diukur dari bawah ban peter pinggang tegak lurus ke atas sampai di puncak buah dada.
12.        Panjang Bahu (P.B.)
Diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari batas leher ke puncak lengan, atau bahu yang terendah.
13.        Ukuran Uji (U.U.) atau ukuran control
Diukur dari tengah muka di bawah ban peter serong melalui puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai di tengah belakang pada bawah ban peter.
14.        Lingkar Lubang Lengan (L.L.L.)
Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu ditambah 2 cm untuk lubang lengan tanpa lengan, dan ditambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan dipasangkan lengan.
15.        Panjang Lengan Blus (P.L.B.)
Diukur dari puncak lengan terus ke bawah lengan sampai melampaui tulang pergelangan lengan yang nonjol.
16.        Lebar Dada (L.D.)
Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tergantung dari (B.H.) buste houder  atau kutang pendek yang dipakai. Ukuran ini tidak dipakai untuk konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa.
·         Ukuran Celana
1.      Lingkar Pinggang
2.      Tinggi Panggul
3.      Lingkar Panggul
4.      Tinggi Duduk
5.      Panjang Sisi
Diukur dari batas pinggang sampai panjang celana yang diinginkan.
6.      Lingkar kaki melalui tumit
Diukur sekeliling tumit kaki.
7.      Lingkar kaki sekeliling telapak kaki
Diukur dari ujung jari kaki mengelilingi tumit.
·         Ukuran Lengan
1.      Lingkar Lubang Lengan
2.      Lingkar Pangkal Lengan, pas + 6 a 8 cm
3.      Panjang Lengan Dalam dari Ketiak
4.      Panjang Lengan Luar dari Puncak Lengan
5.      Lingkar Bawah Lengan,cm pas + 3
6.      Panjang Lengan Pendek bagian Dalam
Lingkar Pergelangan Tangan, pas + 2 cm
D.    Pembuatan Pola
Pattern atau pola dalam bidang jahit menjahit adalah suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju pada saat kain digunting.
Adapun macam – macam pola antara lain :
1.      Berdasarkan teknik pembuatan : pola dasara yang dibuat dengan kontruksi padat atau kubus dan pola dasar yang dibuat dengan kontruksi bidang dasar atau flat pattern.
2.      Berdasarkan bagiannya yaitu pola dasar bagian atas, badan bawah dan pola lengan
3.      Berdasarkan metodenya adalah cara membuat pola kontruksi pola flat pattern dengan ukuran atau urutan tertentu sesuai dengan penemunya atau penciptanya
4.      Berdasarkan jenis yaitu pola dasar wanita, pola dasar pria dan pola dasar anak
      Adapun metode – metode pembuatan pola  yang sering digunakan dalam pembuatan Busana yaitu :
1.      Metode Dressmaking
2.      Metode So- En
3.      Metode Cuppens Geurs
4.      Metode Meyneke
5.      Metode Chartmant
6.      Metode Danckerts
7.      Metode Leeuw Van Rees
Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
1.      Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh sipemakai, hal ini mesti didukug oleh kecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi titik dan garis tubuh serta menganalisa posisi titik dan garis tubuh sipemakai
2.      Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti garis lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi rok, bentuk lengan, kerah dan lain sebagainya, untuk mendapatkan garis pola yang luwes mesti memiliki sikap cermat dan teliti dalam melakukan pengecekan ukuran;
3.       Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas karton manila atau kertas koran;
4.       Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagianbagian pola, misalnya tanda pola bagian muka dan belakang, tanda arah benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit, tanda kampuh dan tiras, tanda kelim dan lain sebagainya;
5.      Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola. Agar pola tahan lama sebaiknya disimpan pada tempat-tempat khusus seperti rak dan dalam kantong-kantong plastik, diarsipkan dengan memberi nomor, nama dan tanggal serta dilengkapi dengan buku katalog.
Setelah pola selesai di buat, kemudian melanjutkan ke proses pemotongan bahan, namun sebelum itu ada beberapa tahap yang harus dilakukan, antara lain :
1.      Merancang bahan
2.      Menyiapkan meja potong, bahan yang akan dipotong, dan pola
3.      Pengecekan cacat atau tidaknya bahan
4.      Jika bahan kusut setrika terlebih dahulu
5.      Perhatikan motif pada bahan apabila bahan bermotif dan perhatikan arah serat.
6.      Kemudian letakan bahan diatas meja potong lalu ketemukan tepi kain dengan bagian baik diatas
7.      Meletakan pola diatas bahan , letakan dari pola terbesar dan pola terkecil dengan memperhatiakan arah seratnya.
8.      Memberi tanda pola pada bahan (merader)
E.     Proses Pemotongan
Dalam proses pemotongan terdapat beberapa langkah-langkah :
1.      Memberi tanda kampuh pada bahan utama, dan bahan pelapis
2.      Potonglah bahan utama, dan bahan pelapis sesuai tanda kampuh
3.      Pengecekan kembali pada bahan yang telah dipotong
F.      Menjahit
Menjahit adalah proses penggabungan dua helai bahan atau lebih dengan bantuan tangan maupun mesin jahit.
Dalam proses menjahit terdapat beberapa langkah-langkah :
1.      Mengepres atau menyetrika bahan pelapis pada bahan utama yang perlu disi bahan pelapis
2.      Menjelujur masing-masing bahan sesuai dengan model busana yang akan dibuat
3.      Mengepas I
4.      Jika tidak ada masalah (pas), maka jelujuran tersebut dijahit mesin dengan teknik menjahit yang diinginkan misalnya :tailor, modiste ataupun butik.
5.      Mengepres hasil jahitan, setiap selesai menjahit bagian perbagian dilakukan proses pengepresan
6.      Mengepas II
G.    Penyelesaian
Penyelesaian adalah tahap penyempurnaan pada suatu busana agar terlihat lebih rapi dan indah. Tahap-tahap penyelesaian antara lain :
1.      Mengesum pada bagian-bagian tertentu misalnya pada tepi lengan (lengan bawah), tepi bawah rok, blus, celana, dress, kemeja, dan lain-lain
2.      Membuat lubang kancing, kecuali lubang kancing paspoal karena lubang kancing paspoal dibuat pada saat proses menjahit
3.      Memasang kancing, sesuai dengan kancing yang diinginkan
4.      Pengepresan akhir.
H.    Pengemasan atau Pengepakan
Pengemasan atau pengepakan adalah tahap terakhir pada pembuatan busana. Pada proses ini dilakukan pembukusan pada busana apabila busana tersebut dijual ataupun dikirim, jika tidak cukup ditata atau digantung pada almari penyimpanan.

BAB III
PENUTUP

3.1.      KESIMPULAN
1.      Keterampilan Bidang Busana
Tata Busana adalah ilmu cara mengatur semua aspek di bidang busana, meliputi kemampuan persepsi, apresiasi dan kratifitas dalam menghasilkan produk kerajinan maupun produk teknologi. Keterampilan dalam bidang busana, yaitu membuat pola, menjahit busana, membordir, menyulam, merajut, membuat smock, membiding, sulaman pita, membuat sablonan,membatik, jumputan, dan mengaplikasikan bahan
2.      Teknologi Pembuatan Busana
Teknologi busana adalah suatu ilmu ketrampilan yang mempelajari cara atau teknik, metode pembuatan atau penyelesaian busana. Didalam pembuatan busana ada beberapa teknik yaitu, tailor, modiste, butik atau adi busana, sistem konveksi indrusti besar, dan sistem konveksi indrusti kecil.Teknik dasar menjahit adalah teknik-teknik yang paling mendasar dalam menjahit.Teknik dasar menjahit meliputi macam-macam tusuk dan setikan, macam-macam kampuh, macam-macam kelim, macam-macam belahan, macam-macam lipit, macam-macam saku, macam-macam penyelesaian kerung leher, dan macam-macam garniture.
3.      Metode Pembuatan Busana
Dalam pembuatan Busana ada beberapa langkah yang perlu kita perhatikan yaitu dari pemilihan desain, pemilihan bahan, pengambilan ukuran, pembuatan pola sesuai desain,pemotongan bahan, proses penjahitan, penyelesaian dan pengepakan. Dari masing–masing langkah tersebut memiliki kesulitan tertentu sehingga kita harus lebih teliti dan telaten dalam membuat busana.

3.2.      SARAN
1.      Kepada pembaca
Melalui makalah ini, penulis harapkan para pembaca memahami tentang pembuatan busana.Namun “Tak ada gading yang tak retak”, makalah kami masih jauh dari sempurna.Untuk itu, mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk perbaikan makalah kami.Dan penulis menyarankan kepada pembaca agar lebih mendalami dan mempelajari terkait dengan materi pembuatan busana dan bagian-bagian di dalam busana agar dapat berbusana yang baik dan benar.
2.      Kepada mahasiswa  jurusan busana
Melalui makalah ini, diharapkan para mahasiswa jurusan busana memahami tentang pembuatan busana dan bagian-bagian yang ada didalam busana.Namun “Tak ada gading yang tak retak”, makalah kami masih jauh dari sempurna.Untuk itu, mohon kritik dan saran ntuk perbaikan makalah kami.Dan penulis menyarankan kepada mahasiswa jurusan busana agar lebih mendalami dan mempelajari terkait dengan materi pembuatan busana dan bagian-bagian yang ada didalam busana, karena dengan demikian dapat memudahkan dalam penyusunan tesis, skripsi ataupun buku.

DAFTAR PUSTAKA
(n.d.). Retrieved from https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=L845VvvsKuO_mwWJwLuoCQ#q=pengertian+bordir
(n.d.). Retrieved from ANA ARISANTI BALAJAR CARA MEN DESAIN BUSANA (BAG 1).htm
(n.d.). Retrieved from Bagaimana Tehnik Rancangan Untuk Sebuah Desain Pakaian.htm
(n.d.). Retrieved from Fashion is my the best way TEKNOLOGI BUSANA.htm
(n.d.). Retrieved from Ketrampilan Tata Busana MAN 2 KEDIRI _ Imeh93's Blog.htm
(n.d.). Retrieved from Belajar Desain Mode Busana Pemilihan Bahan Busana _ Tekstil.htm
(n.d.).
Djati Pratiwi, d. (2002). Pola Dasar dan Pecah Pola Busana. In d. Djati Pratiwi, Pola Dasar dan Pecah Pola Busana (pp. 3-20). Yogyakarta: Kanisus.
Made Budhyani, I. (2008). Job Sheet Teknologi Busana. In I. D. Made Budhyani, Job Sheet Teknologi Busana. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.
Soekarno. (2012). Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar. In Soekarno, Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar (pp. 12-18). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Tentang:

Share:


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar