Contoh Soal Interpretasi isi (unsur intrinsik dan ekstrinsik) dalam teks cerita pendek

Contoh Soal Interpretasi isi (unsur intrinsik dan ekstrinsik) dalam teks cerita pendekArti kata interpretasi menurut KBBI adalah pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu. Tafsiran atau Interpretasi karya sastra tidak sekadar menafsirkan permukaan karya sastra saja tapi sampai pada kedalaman makna karya sastra tersebut. Untuk itu apabila akan menafsirkan karya sastra harus memiliki wawasan bahasa, sastra, dan budaya yang luas dan mendalam. Pencapaian interpretasi yang optimal bergantung pada kecermatan dan ketajaman penafsir. Bahasa merupakan media tanpa batas.
Setiap pembaca akan memiliki interpretasi yang berbeda terhadap karya sastra. Sebagian besar teks sastra bersifat simbolik. Teks cerpen merupakan salah satu teks sastra. Teks cerpen yang bersifat simbolik tidak menyajikan makna melainkan menyajikan fenomena. Untuk itu pembaca diharapkan mampu masuk ke dalam fenomena dalam cerpen yang dibaca. Untuk dapat menyelami fenomena, teks cerpen harus dibaca dengan hati-hati dan terus menerus. 

Contoh Soal Interpretasi isi (unsur intrinsik dan ekstrinsik) dalam teks cerita pendek


SOAL 1
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Pengacara muda sekarang menarik napas panjang."Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadila-adilnya."Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. 
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Tema yang diangkat pada teks cerpen di atas adalah... .

SOAL 2
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Pengacara muda sekarang menarik napas panjang."Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. 
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Persoalan yang diangkat pada penggalan teks cerpen di atas adalah... .

SOAL 3
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Peradilan terhadap penjahat itu dimulai. Gambaran dari pengacara tua itu benar-benar terjadi sidang perkara yang dilakukan oleh pengacara dan penjahat itu dimenangkan keduanya. Penjahat itu bebas dengan tertawa lepas. Penjahat itu menerima kebebasannya dengan cepat keluar negeri dan sulit untuk menjamahnya kembali. 
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Penggalan teks di atas termasuk dalam tahapan alur... .

SOAL 4
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Mengetahui hal tersebut rakyat menjadi beramarah. Mereka turun kejalan dengan melakukan demonstrasi besar-besaran dimana-mana, gedung-gedung di pengadilan dibakar, dan pengacara muda itu diculik dan dibunuh 
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Penggalan teks cerpen di atas termasuk dalam tahapan alur...

SOAL 5
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah. 
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Suasana yang tergambar pada penggalan teks di atas adalah... .

SOAL 6
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini
Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu. 
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Suasana yang tergambar pada penggalan teks cerpen di atas adalah... 

SOAL 7
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah. 
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Jenis konflik yang dialami tokoh pada penggalan teks di atas adalah... .

SOAL 8
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Pengacara muda sekarang menarik napas panjang. "Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti. 
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Amanat yang dapat dipetik dari penggalan teks di atas adalah... .

SOAL 9
Cermati kutipan cerpen berikut ini!
Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang. Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini. 
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakya”, karya Putu Wijaya)
Pesan yang hendak disampaikan pengarang melalui teks cerpen di atas adalah... .

SOAL 10
Cermati penggalan teks cerpen berikut ini!
Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. 
(Dikutip dari cerpen “Peradilan Rakyat”, karya Putu Wijaya)
Pesan yang hendak disampaikan pengarang melalui teks cerpen di atas adalah... .
Tentang:

Share:


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar