Contoh Soal Menganalisis Teks Cerita Penggalan Novel

Contoh Soal Menganalisis Teks Cerita Penggalan NovelPada topik kali ini, kita akan belajar tentang cara menganalisis novel. Dengan menganalisis, kita akan menguraikan teks novel ke dalam unsur-unsurnya. Misalnya, kita mengenal tokoh sebagai bagian dari unsur novel. Nah, bagaimana cara kita menentukan tokoh dalam novel tersebut? Lalu, bagaimana untuk menentukan unsur novel lainnya?
      Kita dapat menganalisis sebuah novel melalui unsur-unsur intrinsiknya. Misalnya, kita mengenal tokoh Hasan dalam novel Atheis karya Achdiat K. Mihardja atau tokoh Gadis Pantai yang digunakan Pramoedya Ananta Toer dalam novelnya yang berjudul sama, Gadis Pantai. Setelah menentukan tokoh-tokoh dalam novel, kita dapat menjelaskan tentang watak atau cara pengarang dalam menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh. 

Contoh Soal Menganalisis Teks Cerita Penggalan Novel


SOAL 1
Kamar itu tak berjendela. Sinar matari hanya bisa masuk melalui genteng-genteng kaca. Ini adalah ruangan pada bangunan paling belakang, tidak terbuat dari batu tapi kayu. Pada dinding-dinding bergantungan pigura dengan kaligrafi huruf Arab. Mungkin ayat-ayat Quran. Sebuah cermin besar berbingkai kayu tebal terukir dengan motif-motif Tionghoa tergantung di dekat pintu. (Gadis Pantai, Pramoedya Ananta Toer)
Latar yang diungkapkan pengarang dalam penggalan novel tersebut adalah ….

SOAL 2
Dan dalam kebimbangannya itu, Kartini yang tiada tahu tujuan hendak ke mana, tiada bedanya dengan seorang-orang yang berada di tengah-tengah lautan manusia yang berdesak-desak. Ia didesak ke sana, ditarik ke sini. Tersentak-sentak. Tersungkur-sungkur. Ia sama sekali tidak berdaya apa-apa lagi. Tiada berkuasa lagi untuk menguasai kemudi dirinya sendiri. Dan kalau ada sesuatu tenaga yang lebih kuat daripadanya menghela dia ke arah sesuatu jurusan, maka tenaga itulah yang menguasai dia. Maka akan tibalah dia ke tempat mana tenaga itu menariknya. (Atheis, Achdiat K. Mihardja)
Cara penggambaran karakteristik tokoh yang digunakan pengarang dalam penggalan novel tersebut adalah ….

SOAL 3
Dia melihat kepada Pak Haji dan Sanip, seakan hendak meminta bantuan dari mereka. Akan tetapi Pak Haji diam saja, dan Sanip menundukkan mukanya, lebih suka membiarkan orang lain saja mengambil putusan. Sejak Talib diterkam harimau, dan kemarin Sutan, seakan sesuatu patah di dalam dirinya, dan Sanip yang penggembira dulu seakan tak ada lagi. Ia kelihatannya lesu sekali. Kecemerlangan hatinya yang penggembira telah hilang. Seakan cahaya hidup telah padam dalam dirinya. Sinar matanya pun pudar, tak berkilauan. (Harimau! Harimau!, Mochtar Lubis)
Pernyataan yang benar berkaitan dengan kaidah kebahasaan yang tampak pada penggalan novel tersebut adalah ….

SOAL 4
Mereka lebih khusuk lagi mendengarkan seruan Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! yang diserukan oleh Pak Haji, dan mereka lebih merasa dengan kesadaran yang amat dalam, penyerahan dirinya ke bawah lindungan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tak pernah rasanya mereka merasakan nikmat sembahyang seperti pada pagi itu. Rasanya seakan mereka amat dekat sekali pada Tuhan, seakan ketika kening mereka tunduk menyentuh tanah, dan membaca Subhana rabbial a’laa –Maha Suci Tuhan Kami Yang Agung– merebahkan kepada mereka ke atas haribaan Tuhan, dan mendapatkan pengampunan dan perlindungan dari Tuhan untuk selama-lamanya. (Harimau! Harimau!, Mochtar Lubis)
Nilai agama yang terungkap dalam penggalan novel tersebut adalah ….

SOAL 5
Di hutan tak ada waktu. Hari berjalan begitu saja. Sering terasa lambat dan panjang. Hutan Papua sesungguhnya ganas dan banyak kesulitan. Alam itu tak punya belas kasihan. Suatu saat memancarkan sinar matahari yang panasnya menyengat kulit. Alam tak pernah mau ditawar. Ia angkuh. Tak peduli apakah manusia menggigil kedinginan saat hujan. Tapi kulit hitam Meage seperti sisik kulit buaya. Keras. Tak retak oleh panas tak lapuk oleh dingin. Kuat. Hujan, beberapa tanaman tua jadi busuk. Daun yang tadinya hijau, dengan cepat jadi menguning. Layu, menangis, busuk. (Isinga, Dorothea Rosa Herliany)
Kekhasan penggunaan bahasa yang tampak dalam penggalan teks tersebut adalah ….

SOAL 6
Pada tahun berikutnya, Meage sudah resmi menjadi siswa di sekolah itu. Sama dengan tahun lalu, selesai mengikuti pelajaran di rumah Pendeta Ruben, Meage juga pergi ke rumah sakit, tempat Dokter Leon bekerja. Dokter itu memberinya pengetahuan lanjut mengenai hal-hal kedokteran dasar yang bisa diterima sesuai tingkatan umur Meage. (Isinga, Dorothea Rosa Herliany)
Selain tokoh, unsur yang diperlihatkan dalam penggalan teks tersebut adalah ….

SOAL 7
”Lantas ke mana dia boleh pergi Bendoro?” bapak memprotes.
”Ke mana saja asal tidak di bumi kota ini.”
”Apalagi mesti kukatakan? Dokar itu sudah lama menunggu.”
”Anak ini, tuanku, bagaimana nasib anak ini?” Gadis Pantai memekik rintihan.
”Anak itu? Apa guna kau pikirkan? Banyak orang bisa urus dia. Jangan pikirkan si bayi.”
”Mestikah sahaya pergi tanpa anak sendiri? Tak boleh balik ke kota untuk melihatnya?”
”Lupakan bayimu. Anggap dirimu tak pernah punya anak.”
Gadis Pantai tersedan-sedan.
(Gadis Pantai, Pramoedya Ananta Toer)
Penggambaran tentang watak tokoh Bendoro yang tepat berdasarkan teks tersebut adalah ….

SOAL 8
Di Aitubu laki-laki dan perempuan tidak saling memberi salam. Bila berpapasan, perempuan biasanya menunduk lalu menunggu sampai laki-laki itu lewat. Jarang laki-laki dan perempuan terlihat bercakap-cakap di kebun. Apalagi di tengah jalan. Malom seperti ingin mengajak bicara Irewa. Irewa mempercepat langkah kakinya. Malom ternyata juga begitu. Langkahnya tambah cepat, menyusul Irewa. Irewa, gadis lincah Aitubu itu, lalu lari dengan kencang sekali. (Isinga, Dorothea Rosa Herliany)
Masalah utama yang terdapat dalam penggalan teks tersebut adalah ….

SOAL 9
Salahlah bagi orang memencilkan dan pura-pura menutup mata terhadap kezaliman yang menimpa diri orang lain … besar kecil kezaliman, atau ada dan tak adanya kezaliman tidak boleh diukur dengan jauhnya terjadi dari diri seseorang. Manusia di mana juga di dunia harus mencintai manusia, dan untuk menjadi manusia haruslah orang terlebih dahulu membunuh harimau di dalam dirinya. Dia kini mengerti benar yang yang dimaksud Pak Haji dengan kata-katanya –bunuhlah dahulu harimau dalam dirimu– (Harimau! Harimau!, Mochtar Lubis)
Pernyataan berikut yang sesuai dengan makna novel tersebut adalah ….

SOAL 10
”Tapi aku ingin membantu orang-orang yang terluka itu. Dokter juga sudah mengizinkanku ‘kan?” aku melirik ke arah dokter perempuan tadi. Berharap dia akan membelaku. Tapi dokter itu diam saja.
”Mereka terluka akibat kaum Anda, mereka akan marah dan mengamuk. Mereka membenci Anda, membenci kaum Anda.”
”Jika aku tidak membantu, manusia macam apa aku?”
(Genesis, Ratih Kumala)
Kaidah kebahasaan yang tampak dalam penggalan teks tersebut adalah ….
Tentang:

Share:


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar