SOAL UN 2017/2018 DAN PEMBAHASAN MAPEL BAHASA INDONESIA SMA/MA NOMOR 5: KETERKAITAN ISI CERPEN DENGAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI


Kunci Jawaban: C
Pembahasan
Keterkaitan isi cerpen tersebut dengan kehidupan sehari-hari adalah Istri lebih emosional dalam mengatasi permasalahan daripada suami. Sikap emosional istri dalam kutipan cerpen tersebut tampak dari kalimat yang diucapkan tokoh istri “Jangan mondar-mandir, Mas, cepat cari jalan keluar, kepalaku rasanya mau copot, lagi pula persoalan ini tidak bisa menunggu, harus segera cari pinjaman karena kalau hujan turun dengan lebat takutmya rumah ini akan rubuh.”
Pernyataan wanita lebih emosional antara lain dapat disimpulkan dari kutipan Berikut:
“Pria biasanya lebih rasional dan berkepala dingin, dan wanita lebih emosional dan simpatik kepada perasaan orang lain. Setidaknya, itulah predikat yang diberikan kepada pria dan wanita terkait dari sisi emosionalnya. Tapi, apa ya dasar pemikiran penilaian tersebut? Nah, kini sebuah studi berhasil membuktikan bahwa pengelompokan itu benar adanya.
Penelitian dilakukan oleh Institut Universitaire en Santé Mentale de Montréal dan University of Montreal. Mereka terinspirasi dengan perbedaan pria dan wanita soal kejiwaan.
"Kebiasaan perempuan yang memiliki reaksi lebih emosional menjelaskan banyak hal, seperti saat mereka sedang menderita karena depresi atau gangguan kecemasan terhadap pasangannya." kata salah seorang peneliti dalam studi, Adrianna Mendrek” (https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-3039048/terbukti-ternyata-wanita-emosinya-lebih-sensitif-dibandingkan-pria) 
RINGKASAN MATERI
KAITAN KARYA SASTRA DENGAN KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Karya sastra berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari atau kehidupan masa kini. Berkaitan dengan kaitan sastra dengan kehidupan sehari-hari atau kehidupan saat ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

1.    Sastra merupakan penggambaran kehidupan yang dituangkan melalui media tulisan. Terdapat hubungan yang erat antara sastra dan kehidupan, karena fungsi sosial sastra adalah bagaimana ia melibatkan dirinya ditengah-tengah kehidupan masyarakat (Semi, 1989:56).
Melalui sastra, pola pikir seseorang atau kelompok masyarakat dapat terpengaruh. Karena sastra merupakan salah satu kebudayaan, sedangkan salah satu unsur kebudayaan adalah sebagai sistem nilai. Oleh karena itu, di dalam sebuah karya sastra tentu akan terdapat gambaran-gambaran yang merupakan sistem nilai. Nilai-nilai yang ada itu kemudian dianggap sebagai kaidah yang dipercaya kebenarannya, sehingga pola pikir masyarakat dapat terbentuk melalui karya sastra. (https://achmadadieb.wordpress.com/2011/01/14/154/)

2.    Karya sastra adalah suatu wadah untuk mengungkapkan gagasan, ide dan pikiran dengan gambaran-gambaran pengalaman. Sastra menyuguhkan pengalaman batin yang dialami pengarang kepada penikmat karya sastra (masyarakat). Sastra bukan hanya refleksi sosial melainkan merespresentasikan sebuah gagasan tentang dunia yang atau gagasan atas realitas sosiologis yang melampaui waktunya.  Karya sastra yang baik adalah sebuah karya yang dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat. Hubungan sastra dengan masyarakat pendukung nilai-nilai kebudayaan tidak dapat dipisahkan, karena sastra menyajikan kehidupan dan sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial (masyarakat), walaupun karya sastra meniru  alam dan dunia subjektif manusia (Wellek dan Warren, 1990:109). Di samping itu sastra berfungsi sebagai  kontrol sosial yang berisi ungkapan sosial beserta problematika kehidupan masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Jobrahim, ed, (1994: 221) bahwa sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. (http://jaririndu.blogspot.co.id/2012/07/karya-sastra-dan-masyarakat.html)
Tentang:

Share:


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar