Makalah Pendidikan Luar Sekolah


BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses untuk mengintegrasikan individu yang sedang mengalami pertumbuhan ke dalam kolektivitas masyarakat. Dalam kegiatan pendidikan terjadi pembinaan terhadap perkembangan potensi peserta didik untuk memenuhi kelangsungan hidupnya secara pribadi dan kesejahteraan kolektif di masyarakat. Sebagai usaha sadar, pendidikan diarahkan untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka mengisi peranan tertentu di masyarakat pada masa yang akan datang. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, tercantum butir kalimat mencerdaskan kehidupan bangsa, makna dari kalimat tersebut sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan menjadi instrumen untuk mewujudkan masyarakat dan bangsa yang cerdas, pendidikanlah yang harus dirancang dan diimplementasikan secara baik. Salah satu faktor untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan pendidikan yang maju adalah terciptanya budaya baca di dalam masyarakat. Dengan adanya pendidikan yang maju dan budaya baca yang telah mengakar pada masyarakat maka akan muncul masyarakat dan bangsa yang cerdas dalam kehidupannya.
UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 13, memuat jalur pendidikan yang terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal  yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Ketiga jalur pendidikan tersebut satu kesatuan sub sistem untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan nonformal bermuara pada tujuan utama pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa; mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki kemampuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis membuat makalah tentang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang merupakan bagian dari pendidikan non formal.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah adalah usaha sadar yang diarahkan untuk menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap dan daya saing untuk merebut peluang yang tumbuh dan berkembang dengan mengoptimalkan penggunaan sumber-sumber yang ada di lingkungannya. Dalam pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan berorientasi masa depan yang akan menjadi pilar utama pembangunan di berbagai sektor, pendidikan luar sekolah dapat memegang peranan yang sangat strategis.
Empat hal yang menjadi acuan pengembangan pendidikan luar sekolah, yaitu :
1.      Memperluas pelayanan kesempatan memperoleh pendidikan bagi masyarakat yang tidak dibelajarkan pada jalur pendidikan sekolah.
2.      Meningkatkan relevansi, keterkaitan dan kesepadanan program-program pendidikan luar sekolah dengan kebutuhan masyarakat.
3.      Peningkatan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan luar sekolah.
4.      Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan luar sekolah.
Empat hal di atas sebenarnya mengandung arti bahwa pendidikan luar sekolah harus berorientasi ke masa depan. Untuk mewujudkan kebijakan tersebut pelembagaan pendidikan luar sekolah di masyarakat menjadi suatu tuntutan yang harus dilaksanakan. Misi ini dilaksanakan untuk membantu percepatan tercapainya masyarakat yang cerdas, terampil, disiplin, berdaya saing dan gemar membaca.

B.       Peran Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan luar sekolah sebagai sub sistem dalam sistem pendidikan nasional Indonesia harus memainkan peran ganda baik mendidik maupun mengajar dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk dapat berperan dengan baik sebagai  pengajar dan pendidik diperlukan kesiapan sikap mental dan pengetahuan yang luas di bidang kemasyarakatan. Pada kenyataannya pendidikan luar sekolah tidak hanya melakukan aspek pengajaran. Namun, lebih dari itu yaitu dapat dicapai jika pemerintah memiliki perhatian yang sama, baik pada pendidikan sekolah maupun pendidikan luar sekolah. Kurangnya perhatian pada pendidikan luar sekolah terjadi karena beberapa hal, antara lain karena orang-orang yang merancang strategi pendidikan kurang melihat kenyataan di lapangan bagaimana masalah putus sekolah terjadi. Putus sekolah terjadi bukan hanya karena faktor ekonomi tetapi juga dihadapkan oleh kenyataan bahwa setelah selesai sekolah banyak siswa yang menjadi pengangguran. Faktor lemahnya ekonomi keluarga memilih peran yang kuat yang menyebabkan orang tua memilih menyuruh anak untuk mencari nafkah daripada sekolah. Sekolah ternyata tidak menyiapkan anak untuk menghadapi dan mengatasi kesulitan hidup di masyarakat. Hal ini dapat ditanggulangi melalui pendidikan luar sekolah.
Peran pendidikan luar sekolah di dalam sistem pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa memerlukan kemauan dari para penentu untuk memberi perhatian kepada mereka yang tidak beruntung pendidikannya. Pendidikan luar sekolah membelajarkan mereka yang tidak dibelajarkan oleh sistem persekolahan. Karena itulah pendidikan luar sekolah bukan diciptakan untuk menyaingi tetapi untuk mendukung sistem persekolahan. Pendidikan luar sekolah membuka berbagai jenis dan pola pendidikan dan pengajaran bagi siapapun yamg tidak mendapatkan kesempatan pada jalur pendidikan sekolah, serta bagi mereka yang sudah ikut program persekolahan tetapi masih memerlukan tambahan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang tidak diperoleh pada jalur sekolah.

C.    Upaya-Upaya Pendidikan Luar Sekolah dalam Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa bukan mencerdaskan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa membawa konsekuensi dan tuntutan yang sangat luas bagi para perencana, pengelola pendidikan dan pengajaran, karena kata-kata “kehidupan” membawa makna cakupan seluruh aspek kehidupan, tidak hanya cerdas dalam ilmu tertentu tetapi juga cerdas dalam menerapkan dan memanfaatkannya dalam kehidupan dan lingkungan sehingga dapat membawa perbaikan dalam kehidupan pribadi dan bangsa secara keseluruhan. Pendidikan luar sekolah sebagai salah satu jalur pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah, seharusnya mencari strategi yang menjamin pendidikan dan pengajaran berjalan seimbang agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki intelektual, moral dan emosional yang seimbang.
Pendidikan luar sekolah merupakan suatu instrumen untuk mewujudkan masyarakat dan bangsa yang cerdas. Salah satu upaya untuk mewujudkan kecerdasan bangsa dan pendidikan yang maju adalah dengan menciptakan budaya baca di masyarakat. Disamping upaya tersebut, pendidikan luar sekolah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa membuat beberapa program-program pendidikan yang meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan fungsional, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, serta pendidikan lain yang ditunjukkan untuk mengembangkan dan menghasilkan  sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan luar sekolah yang berkiprah dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa telah memperkenalkan visi dan misi yang jelas. Dalam mengembangkan visi dan misi, pendidikan luar sekolah tentu harus menggali dari kerangka dasar pendidikan nasional secara menyeluruh. Visi yang ingin dijadikan acuan adalah terwujudnya masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri, berdaya saing dan gemar belajar. Visi tersebut dijabarkan menjadi misi yaitu melaksanakan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan berkelanjutan dan pendidikan perempuan. Dengan demikian visi dan misi pendidikan luar sekolah merupakan suatu kesatuan yang utuh dan saling terkait dalam rangka mencapai tujuan utama pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya dan mencerdaskan kehidupan bangsa.




D.    Sasaran Pendidikan Luar Sekolah
Adapun sasaran pendidikan luar sekolah dapat dibagi menjadi 2 sasaran pokok yaitu:
1.      Pendidikan Luar Sekolah untuk Pemuda
a.       Sebab-sebab timbulnya
1)      Banyak anak-anak usia sekolah tidak memperoleh pendidikan sekolah yang cukup
2)      Mereka memperoleh pendidikan yang tradisional
3)      Mereka memperoleh latihan kecakapan khusus melalui pola-pola pergaulan
4)      Mereka dituntut mempelajari norma-norma dan tanggung jawab sebagai sangsi dari masyarakat.
b.      Kelompok-kelompok kegiatan pendidikan luar sekolah antara lain
1)      Klub Pemuda
2)      Klub-klub Pemuda tani
3)      Kelompok Pergaulan

2.      Pendidikan Luar Sekolah untuk orang Dewasa
Pendidikan ini timbul oleh karena:
a.       Orang-orang dewasa tertarik terhadap profesi kerja.
b.      Orang dewasa tertarik terhadap keahlian.
Dalam rangka memperoleh pendidikan di atas dapat ditempuh melalui:
1)      Khursus-khursus Pendek
2)      In Service-training
3)      Surat-menyurat
Sesuai dengan rancangan Peraturan Pemerintah maka sasaran pendidikan luar sekolah dapat meliputi:
a.   Ditinjau dari Segi Sasaran Pelayan, berupa:
1)      Usia Pra-Sekolah (0-6 tahun) Fungsi lembaga ini mempersiapkan anak-anak menjelang mereka pergi sekolah (Pendidikan Formal) sehingga mereka telah terbiasa untuk hidup dalam situasi yang berbeda dengan lingkungan keluarga.
2)      Usia Pendidikan Dasar (7-12 tahun), Usia ini dilaksanakan dengan penyelenggaraan program kejar paket A dan kepramukaan yang diselenggarakan secara sesame dan terpadu
3)      Usia Pendidikan Menengah (13-18 tahun), Penyelenggaraan pendidikan luar sekolah untuk usia semacam ini diarahkan untuk pengganti pendidikan, sebagai pelengkap dan penambah program pendidikan bagi mereka
4)      Usia Pendidikan Tinggi (19-24 ntahun), Pendidikan luar sekolah menyiapkan mereka untuk siap bekerja melalui pemberian berbagai keterampilan sehingga mereka menjadi tenaga yang produktif, siap kerja dan siap untuk usaha mandiri
b.   Ditinjau dari Jenis Kelamin
Program ini secara tugas diarahkan pada kaum wanita oleh karena jumlah mereka yang besar dan partisipasinya kurang dalam rangka produktivitas dan efisiensi kerja maka pendidikan luar sekolah membantu mereka melalui program-program PKK, Program KB dan lain-lainnya
c.   Berdasarkan Lingkungan Sosial Budaya
Sasaran pendidikan luar sekolah dapat berupa:
1)      Masyarakat Pendesaan, Masyarakat ini meliputi sebagian besar masyarakat Indonesia dan program diarahkan pada program-program mata pencarian dan program pendayagunaan sumber-sumber alam
2)      Masyarakat Perkotaan, Masyarakat perkotaan yang cepat terkena perkembangan ilmu dan teknologi, sehingga masyarakat perlu memperoleh tambahan tersebut melalui pemberian informasi dan kursus-kursus kilat
3)      Masyarakat Terpencil, Untuk itu masyarakat terpencil ini perlu ditolong melalui pendidikan luar sekolah yang mereka dapat mengikuti perkembangan dan kemajuan nasional
d.   Berdasarkan kekhususan Sasaran Pelajar
1)      Peserta didik yang dapat digolongkan terlantar, seperti anak yatim piatu
2)      Peserta didik yang karena berbagai sebab sosial, tidak dapat mengikuti program pendidikan persekolahan

e.   Berdasarkan Sistem Pengajaran
Sistem Pengajaran dalam proses penyelenggaraan dan pelaksanaan program pendidikan luar sekolah meliputi:
1)      Kelompok, organisasi dan lembaga
2)      Mekanisme sosial budaya seperti perlombaan dan pertandingan
3)      Kesenian tradisional, seperti wayang, ludruk, ataupun teknologi modern seperti televisi, radio, film, dan sebagaimana
4)      Prasarana dan sarana seperti balai desa, masjid, gereja, sekolah dan alat-alat pelengkapan kerja.
f.   Berdasarkan Segi Pelembangan Program
Pelembagaan program yang dimaksud keseluruhan proses pengintegrasian antara program pendidikan luar sekolah dan perkembangan masyarakat
a.       Program antara sektoral dan swadaya masyarakat seperti PKK, PKN, dan P2WKSS.
b.      Koordinasi perencanaan dan atau pelaksana program pembangunan
c.       Tenaga pengarahan di tingkat pusat, propinsi, kabupaten, kecamatan dan desa

E.  Wadah Kegiatan Pendidikan Luar Sekolah
§  Kursus. Kursus tetap memenuhi unsur belajar mengajar seperti warga belajar, sumber belajar, program belajar, tempat belajar dan fasilitas. Sistem pengajaran dapat berupa ceramah, diskusi, latihan, praktek dan penugasan. Dan pada akhirnya kursus ada evaluasi untuk menentukan keberhasilan dalam Bentuk STTB
§  Kelompok Belajar. Kelompok belajar adalah lembaga kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu tergantung pada kebutuhan warga belajar. Program belajar dapat berupa paket-paket belajar dan dapat disusun bersama antara sumber belajar dan warga belajar
§  Pusat Pemagangan. Pusat pemagangan adalah suatu lembaga kegiatan belajar mengajar yang merupakan pusat kegiatan kerja atau bengkel sehingga peserta didik dapat belajar dan bekerja
§  Pusat Kegiatan Belajar. PKB terdapat di dalam masyarakat luas seperti pesantren, perpustakaan, gedung kesenian, toko, rumah ibadat, kebun percobaan dan lain-lain lembaga-lembaga tersebut para peserta dapat memperoleh proses belajar mengajar sesuai yang mereka inginkan.
§  Keluarga. Keluarga adalah lembaga pertama dan utama yang dialami oleh seseorang dimana proses belajar yang terjadi tidak berstruktur dan pelaksanaannya tidak terikat oleh waktu. Program ini meliputi: nilai-nilai sosial budaya, sosial politik, agama, ideologi, dan pertahanan keamanan.
§  Belajar Sendiri. Di pihak lain setiap individu dapat belajar sendiri di manapun dan kapan pun melalui buku-buku bacaan ilmiah, modul, buku paket belajar dan sebagainya
§  Kegiatan-kegiatan Lain. Kegiatan ini dapat meliputi penyuluhan, seminar, dakwah, lokakarya, diskusi panel dan sebaginya







BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pendidikan luar sekolah disebut juga suatu sistem pendidikan yang didalamnya terdapat kumpulan komponen (unsur-unsur) yang saling berhubungan dan diorganisir untuk mencapai tujuan. Jadi dengan pendidikan luar sekolah telah terkandung semua unsur yang disyaratkan oleh suatu sistem seperti anak didik, pendidik, waktu, materi dan tujuan
Dengan sistem pendidikan luar sekolah berarti adanya suatu pola tertentu untuk melakukan pekerjaan/fungsi yakni mendidik, pekerjaan/fungsi mana berbeda dengan perjalanan/fungsi sistem pendidikan formal. Misalnya, sekolah tidak lagi bertugas utama memberikan pelajaran yang berupa faktor-faktor dan pengetahuan hafalan kepada murid dan sekolah tidak lagi merupakan sistem tertutup. Artinya sekolah hendaknya selalu memberi kesempatan pada anak setiap saat untuk memperoleh pendidikan, sehingga: sekolah harus merupakan sistem yang terbuka bagi anak-anak

B.  Saran
Sebagai suatu proses yang dinamis, pendidikan akan senantiasa berkembang dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan umumnya. Salah satu ciri dari perkembangan pendidikan adalah adanya perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan seperti kurikulum strategi belajarmengajar, alat bantu mengajar, sara dan prasarana, sumber-sumber dan sebagainya. Perkembangan ini sudah tentu akan mempengaruhi kehidupan para siswa baik dalam bidang akademik, sosial maupun pribadi
Oleh karena itu para siswa diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai sukses yang berarti dalam keseluruhan proses belajar.



DAFTAR PUSTAKA

Bambang Sarwoko, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Bandung. IKIP Semarang Press
Faisal Sanapiah, 1981, Pendidikan Luar Sekolah . Surabaya: CV. Usaha Nasional.
Joesoef Soelaiman, 2004, Konsep Dasar Pendidikan Luar Sekolah. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kurdie Syuaeb, 2002, Pendidikan Luar Sekolah. Cirebon: CV. Alawiyah.
Sudjana, H.D. 1991. Pendidikan Luar Sekolah – Wawasan Sejarah Perkembangan Falsafah dan Teori Pendukung Asas. Bandung: Penerbit Nusantara Press.



Tentang:

Share:


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar