Materi PAI - Shalat Sunnah Rawatib

Ibadah shalat ada yang wajib dan ada pula yang sunnah. Shalat sunnah jika dikerjakan dapat menyempurnakan ibadah wajibnya. Shalat merupakan ibadah yang paling utama. Shalat dibagi menjadi dua, yaitu shalat wajib dan shalat sunnah. Shalat sunnah merupakan salah satu pelengkap ibadah shalat wajib. Jika ibadah wajib seseorang belum sempurna, maka ibadah lainnya seperti shalat sunnah dapat menyempurnakannya.

Salah satu di antara shalat sunnah adalah shalat sunnah muakkad dan ghairu muakkad. Apakah kamu tahu pengertian shalat sunnah muakkad ? Pernahkah kamu melaksanakannya? Apa saja yang termasuk shalat sunnah muakkad dan ghairu muakkad ? Untuk lebih memahaminya, ikuti pembahasan berikut.

1. Pengertian dan Dasar Hukum Shalat Sunnah Muakkad

Pengertian Shalat sunnah muakkad adalah shalat sunnah yang dianjurkan betul-betul untuk dikerjakan. Shalat sunnah muakkad ni merupakan ibadah shalat sunnah yang sering dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. OIeh karena itu, bagi umat Islam sangat dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah muakkad.

Pensyari’atan shalat sunnah dimaksudkan untuk menutup kekurangan yang mungkin terdapat pada shalat-shalat fardhu. Selain tu, shalat sunnah juga mengandung keutamaan-keutamaan khusus yang tidak terdapat dalam ibadah lain.

Sabda Rasulullah SAW :

إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِكَ
Artinya: 

“DariAbu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda : ‘Sesungguhnya amal perbuatan manusia yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalat. Allah berfirman kepada para malaikat-Nya sedang Dia Maha Mengetahui, ‘Periksalah shalat hamba-Ku, sempurna atau kurang ?’ Jika sempurna dicatatlah sempurna. Akan tetapi, jika terdapat kekurangan Allah berfirman, ‘Apakah hamba-Ku itu memiliki amalan sunnah. Jika terdapat shalat sunnahnya, Allah berfirman lagi, ‘Cukupkanlah kekurangan shalat hamba-Ku itu dengan shalat sunnahnya’. Selanjutnya dihitunglah amal perbuatan itu menurut cara demikian’.”  (H.R.Abu Dawud) 

2. Macam-Macam Shalat Sunnah

Dilihat dan waktu pelaksanaannya, shalat sunnah terbagi menjadi dua macam, yaitu muakkad dan ghairu muakkad. Muakkad adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dikerjakan, sedangkan ghairu muakkad adalah shalat sunnah yang tidak dikuatkan (kadang-kadang dikerjakan Rasulullah SAW kadang-kadang tidak dikerjakan).

Shalat Sunnah Muakkad  

Shalat sunnah muakkad terdiri atas beberapa macam, di antaranya:

a. Shalat Sunnah Rawatib 

Pengertian shalat sunnah rawatib, yaitu shalat sunnah yang dikerjakan mengiringi shalat fardhu lima waktu, baik yang dilakukan sebelumnya (qabliyah) maupun sesudahnya (ba’diyah). Shalat sunnah rawatib ada yang bersifat muakkad dan ada yang bersifat ghairu muakkad. Adapun shalat sunnah rawatib yang sangat dianjurkan (muakkad) ada sepuluh raka’at, yaitu :

1. Dua raka’at sebelum shubuh. 

Shalat sunnah rawatib qabla shubuh ini dikenal juga dengan shalat sunnah fajar. Shalat sunnah dua rakaat sebelum fajar sangat diutamakan oleh Rasulullah SAW. sampai akhir hayatnya. Aisyah menggambarkan perhatian Rasulullah terhadap dua raka’at qabliyah shubuh.
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah SAW Bersabda :
‘Janganlah engkau tinggalkan dua raka‘at sunnah fajar meskipun kamu dikejar tentara berkuda’(H.R. Ahmad, Abu Dawud, Baihaki, dan Tahawi) 
Banyak hadits yang menjelaskan keutamaan shalat sunnah fajar. Salah satunya Ahmad, Muslim, dan Tarmidzi meriwayatkan dan Aisyah bahwa Rasulullah bersabda, “Dua raka’at sebelum shubuh itu lebih aku sukai daripada dunia seluruhnya”. Begitu pentingnya shalat sunnah fajar, Rasulullah menganjurkan agar tidak meninggalkan shalat sunnah tersebut walaupun sedang dikejar musuh.

2. Dua raka’at sebelum shalat zhuhur. 
3. Dua raka’at sesudah shalat zhuhur. 
4. Dua raka’at sesudah shalat maghrib. 
5. Dua raka’at sesudah shalat isya.

Salah satu dasar pelaksanaan lima  shalat sunnah rawatib muakkad ialah hadits dari Abdullah bin Umar, sebagai berikut :

Dan Abdullah bin Umar ia berkata: Saya hafal dari Rasulullah SAW. sepuluh raka’at, dua raka’at sebelum zhuhur, dua raka’at sesudah zhuhur, dua raka’at sesudah maghrib, dua raka’at sesudah isya, dan dua raka’at sebelum shubuh.”  (H.R. Bukhari dan Muslim) 
Dan Ummu Habibah, telah bersabda Nabi SAW: ‘Barang siapa yang dapat menjaga shalat (sunnah) empat raka’at sebelum zhuhur dan empat raka’at sesudahnya maka Allah mengharamkan baginya dari api neraka’. (H.R. Tirmidzi) 
Sulaiman Rasyid dalam bukunya ”Fikih Islam” mengatakan bahwa dua raka’at pertama sebelum zhuhur dan dua rakaat sesudahnya termasuk ke dalam shalat sunnah muakkad, sedangkan dua raka’at kedua sebelum dan sesudah shalat zhuhur termasuk ke dalam shalat sunnah ghair muakkad.

b. Shalat Sunnah malam 

Pengertian shalat sunnah malam, yaitu shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari sesudah shalat isya sampai sebelum fajar.  Adapun shalat sunnah malam meliputi :

1. Pengertian Shalat Tarawih 

Pengertian Shalat tarawih adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam bulan Ramadhan setelah shalat isya. Hukum shalat tarawih adalah sunnah muakkad dan sunnah dikerjakan berjama’ah. Tujuan shalat tarawih adalah untuk mendapat ridha Allah dan mendapat ampunan-Nya.

Dan Abu Hurairah R.A., telah menceritakan bahwasanya Nabi Muhammad SAW selalu menganjurkan untuk melakukan qiyam (shalat sunnah) dibulan Ramadhan, tetapi tidak memerintahkan mereka dengan perintah yang tegas (wajib). Untuk itu, beliau bersabda : Barang siapa yang mengerjakan shalat (sunnah malam) pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala (AIlah) niscaya dosa-dosanya yang terdahulu diampuni(H .R. Muslim) 

Adapun bilangan raka’at shalat tarawih sebagai berikut :

  • 20 raka’at menurut madzhab Imam Hanafi, Imam Syafi’i dan Imam Hambali serta Khalifah Umar bin Khaththab. 
  • 36 raka’at menurut madzhab Imam Maliki. 
  • 8 raka’at menurut hadits dariAisyah R.A. yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW pada bulan Ramadhan hanya melaksanakan shalat malam sebanyak sebelas raka’at (8 raka’at shalat tarawih dan 3 raka’at shalat witir).  

2. Pengertian Shalat Tahajjud 

Pengertian shalat tahajjud adalah shalat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari sesudah sesudah bangun tidur dan setelah shalat isya’. Waktu yang utama melaksanakannya di sepertiga malam yang terakhir. Jumlah raka’at shalat tahajjud minimal adalah dua rakaat dua kali salam, dan paling banyak atau maksimal bisa sebanyak-sebanyaknya sesuai dengan kemampuan. Nabi Muhammad SAW pernah mengerjakan shalat tahajjud sebanyak 10 raka’at ditambah 1 raka’at shalat sunnah witir, pernah juga 8 raka’at ditambah 1 raka’at shalat sunnah witir, dan pernah juga 8 raka’at ditambah 3 raka’at shalat sunnah witir. Jadi dalam melaksanakan shalat tahajjud sebaiknya ditambah dengan shalat sunnah witir.

Firman Allah SWT :
Dan pada sebagian malam, lakukanlah shalat tahajjud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (Q.S.AI lsrà’ [17]:79) 

3. Pengertian Shalat Witir 

Pengertian Witir artinya jadi shalat witir ialah shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari dengan jumlah raka’atnya ganjil, paling sedikiti raka’at dan paling banyak 11 raka’at. Shalat witir hukumnya sunnah muakkad. Shalat witir disunnahkan setiap hari dan tidak hanya pada bulan Ramadhan. Waktunya adalah mulai setelah shalat isya sampai dengan shalal shubuh.

Dari Ibnu Umar R.A., dan Nabi SAW bersabda : Akhirilah shalat kalian pada malam hari dengan witir. (H.R. Bukhari dan Muslim) 

Dan Aisyah R.A., Ia berkata: Setiap malam Rasulullah SAW. mengerjakan shalat witir dan berakhir sampai malam (sebelum shalat fajar).” (H.R. Bukhari dan Muslim) 

c. Pengertian Shalat Idain

Pengertian Shalat idain adalah dua shalat hari raya bagi umat Islam, yang pelaksanaannya pada waktu dhuha. Hukum melaksanakan shalat idain adalah sunnah muakkad, artinya sunnah yang dikuatkan.

Adapun macam-macam shalat idain antara lain :

1. Shalat Idul Fitri  

Pengertian Shalat Idul Fitri adalah shalat hari raya yang dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal mulai terbit matahari sampai tergelincirnya matahari. Shalat ini dilaksanakan sebanyak dua rakaa’at dengan dua khutbah setelah shalat. Shalat Idul Fitri menandakan telah habisnya bulan Ramadhan dan umat Islam meraih kemenangan dengan mendapatkan jiwa yang kembali suci (fitri).

Dari Anas bin Malik R.A., ia berkata:  Nabi Muhammad SAW tidak pergi mengerjakan shalat pada hari raya Idul Fitri sebelum beliau memakan buah kurma terlebih dahulu(H.R. Bukhari dan Muslim) 
2. Pengertian Shalat Idul Adha

Pengertian Shalat Idul Adha adalah shalat hari raya yang dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah mulai terbit matahari sampal tergelincirnya matahari. Shalat ini menandakan telah berakhirnya ibadah wukuf di Bukit Arafah bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah haji. Di antara yang disunnahkan adalah makan sesudah kembali dan shalat.

Dan Buraidah R.A., Ia berkata: Bahwa Rasulullah SAW tidak berangkat shalat han raya Idul Fitri melainkan setelah makan, dan beliau tidak makan pada hari Raya Idul Adha melainkan setelah kembali dan shalat. (H.R. lbnu Majah, Tirmidzi, dan Ahmad) 

d. Pengertian Shalat Tahiyatul Masjid  

Pengertian Shalat tahiyatul masjid secara bahasa adalah shalat menghormati masjid. Adapun menurut istilah shalat sunnah tahiyatul masjid adalah shalat sunnah dua raka’at yang diikerjakan sesaat setelah kita memasuki masjid.  Shalat tahiyatul masjid dilaksanakan sebanyak dua raka’at sebelum duduk di dalam masjid. Bacaan-bacaan shalat tahiyatul masjid sama dengan bacaan shalat yang lainnya, hanya niatnya saja yang berbeda.

Dari Abu Qatadah R.A., telah bersabda Rasulullah SAW: Apabila seseorang di antara kamu masuk masjid janganlah kamu duduk terlebih dahulu sebelum kamu shalat dua raka’at (shalat tahiyatul masjid). (H.R. Bukhari dan Muslim) 

e. Pengertian Shalat Sunnah Dhuha 

Pengertian Shalat sunnah dhuha adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada waktu dhuha, yaitu ketika matahari telah terbit atau naik  kurang lebih 7 hasta hingga terasa panas menjelang shalat zhuhur atau sekitar jam 7  sampai jam 11. Shalat dhuha sebaiknya dikerjakan pada seperempat kedua dalam sehari, atau sekitar pukul sembilan pagi. Shalat dhuha dilakukan secara sendiri atau tidak berjamaah (munfarid).

Dan Abu Hurairah R.A, ía berkata, Telah berpesan kepada saya kekasih saya Nabi Muhammad SAW dengan tiga perkara, yaitu berpuasa tiga hari pada tiap-tiap bulan, shalat dhuha dua raka‘at, dan shalat witir sebelum tidur. (H.R. Bukhari dan Muslim) 

Adapun keutamaan shalat dhuha antara lain :
  1. Akan diampuni dosanya. 
  2. Shalat dhuha bernilai shadaqah bagi seluruh persendian tubuh manusia. 
  3. Akan dibangunkan sebuah rumah di surga. 

2. Shalat Sunnah Ghairu Muakkad  

Pengertian Shalat sunnah ghairu muakkad, yaitu shalat sunnah yang tidak dikuatkan (kadang-kadang) dikerjakan oleh Rasulullah SAW, dan kadang-kadang juga tidak dikerjakan).

Shalat sunnah ghairu muakkad terdiri atas beberapa macam, di antaranya :

a. Shalat Sunnah rawatib  

Shalat sunnah rawatib, meliputi :

  • Empat raka’at sebelum shalat ashar. Shalat sunnah empat raka’at sebelum ashar termasuk shalat sunnah ghairu muakid. Ada sebuah hadits dan Umar bin Khaththab yang diriwayatkan oleh Tirmidzi menerangkan bahwa siapa yang mengerjakan shalat sunnah empat raka’at sebelum ashar maka Allah akan memberi rahmat kepadanya.  
Dan Ibnu Uman, telah bersabda Nabi SAW: ‘Allah memberi rahmat kepada orang yang mengerjakan shalat (sunnah) empat raka’at sebelum ashar’.(H.R. Tirmidzi) 
  • Dua raka’at sebelum shalat maghrib. Shalat sunnah rawatib dua raka’at sebelum shalat maghrib dihukumi shalat sunnah ghairu muakkad. 
  • Dua raka’at sebelum shalat isya. Shalat sunnah rawatib dua raka’at sebelum shalat isya terrnasuk shalatsunnah rawab ghairu muakkad. Hal mi didasarkan pada had its dariAbdullah bin Mugaffal.  
Dan Abdullah bin Mugaffal R.A, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: ‘Antara kedua adzan itu ada shalat sunnah, antara kedua adzan itu ada shalat sunnah’. Kemudian pada kali ketiga beliau bersabda, Bagi yang menghendakinya’. (H.R. Jama’ah) 
b. Pengertian Shalat istisqa (mohon hujan)  

Rasulullah pernah shalat mohon hujan. Dijelaskan oleh lbnu Abbas :
Dan IbnuAbbas R.A. berkata : Nabi SAW keluar dengan rendah diri, berpakaian sederhana, khusyu’, tenang, berdo’a kepada Allah, lalu beliau shalat dua raka ‘at seperti pada shalat hari raya, beliau tidak berkhutbah seperti khutbahmu ini.” (H.R. Imam Lima dan dinilai sahih oleh Tirmidzi dan Ibnu Hibban) 

Shalat sunnah istisqa hukumnya sunnah biasa, dikerjakan dua raka’at dan bertempat di tanah lapang dengan berjamaah ketika musim kemarau.

c. Pengertian Shalat khusuf/kusuf (shalat gerhana) 

Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa Arab sering disebut dengan istilah khusuf dan juga kusuf. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang sama. Shalat gerhana matahari dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan kusuf dan juga khusuf sekaligus. Namun masyhur juga di kalangan ulama penggunaan istilah khusuf untuk gerhana bulan dan kusuf untuk gerhana matahari.

d. Pengertian Shalat Istikharah 

Pengertian Shalat istikharah adalah shalat sunnah dua raka’at yang dikerjakan menjelang tidur malam hari. Tujuannya agar dipilihkan yang lebih baik dan dua pilihan oleh Allah SWT Pilihan tersebut ditunjukkan lewat mimpi tidur malam.

Apabila sekali shalat istikharah belum diberi pilihan oleh Allah SWT. maka agar shalatnya diulang pada malam-malam berikutnya sampai Allah memberikan petunjuk-Nya.  
Dan Jabir bin Abdillah R.A., Ia berkata: Rasulullah SAW. mengajari kami shalat istikharah dalam setiap perkara urusan yang kami hadapi, sebagaimana beliau mengajarkan kami suatu surah dan Al-Qur’an. BeIiau berkata, ‘Jika salah seorang di antara kalian berniat dalam suatu urusan, maka IakukanIah shalat dua raka’at yang bukan shalat wajib, kemudian berdo’alah(H.R. Bukhari) 

3. Praktik Shalat Sunnah Muakkad dan Ghairu Muakkad

1. Dilaksanakan Munfarid

Shalat sunnah rawatib, baik yang muakkad maupun yang ghairu muakkad termasuk shalat sunnah yang pelaksanaannya dilakukan sendiri, tidak berja ma’ ah.

2. Lebih Utama Lama Berdiri Daripada Lama Sujud

Dalam pelaksanaan shalat sunnah, lebih lama berdiri itu lebih utama daripada lebih lama sujud. Artinya, memperbanyak bacaan atau do’a dalam berdiri lebih utama daripada memperbanyaknya pada sujud.

3. Boleh Dilaksanakan Sambil Duduk

Shalat sunnah boleh dIakukan sambil duduk, walaupun sebenarnya dalam kondisi mampu berdiri. Bahkan dapat pula dilakukan dengan sebagian berdiri dan sebagian lagi duduk. Misalnya, ketika melakukan qabliyah zhuhur, raka’at pertama dilakukan sambil berdiri dan raka’at kedua sambil duduk, atau sebaliknya.

4. Lebih Utama Dilakukan di Rumah

Keutamaan tempat pelaksanaan shalat sunnah berbeda dengan tempat pelaksanaan shalat wajib. Shalat wajib sangat dianjurkan untuk dilakukan di masjid, kecuali bagi perempuan. Adapun shalat sunnah itu ebih utama dikerjakan di rumah dari pada di masjid.
Dan Zaid bin Sabit R.A. bahwasanya Nabi SAW. bersabda: Wahai manusia ! Shalatlah di rumah kalian, karena sesungguhnya shalat yang paling utama adalah shalat seseorang di rumahnya, kecuali shalat fardhu. (H.R. Bukhari dan Muslim)
Imam Nawawi berkata, Shalat sunnah disyari’atkan pelaksanaannya di rumah supaya lebih tersembunyi dan masyarakat umum, sehingga terhindar dari perbuatan riya dan lebih terjaga dan hal-hal yang dapat membatalkan amal. Selain itu, supaya rumah itu mendapat banyak berkah, banyak dituruni rahmat dan malaikat, serta setan lari darinya.

Hikmah Shalat Sunnah 

Hikmah Shalat sunnah termasuk amalan yang mesti kita jaga dan rutinkan. Di antara keutamaannya, shalat sunnah akan menutupi kekurangan pada shalat wajib. Kita tahu dengan pasti, bahwa tidak ada yang yakin shalat lima waktunya dikerjakan sempurna. Kadang kita tidak konsentrasi, tidak khusyu’ (menghadirkan hati), juga kadang tidak tawadu’ (tenang) dalam shalat. 

Adapun hikmah shalat sunnah antara lain: 
  1. Akan menutupi kekurangan pada shalat wajib. 
  2. Dihapuskan dosa dan ditinggikan derajat. 
  3. Akan dekat dengan Rasulullah SAW disurga. 
  4. Shalat adalah sebaik-baik amalan. 
  5. Menggapai wali Allah yang terdepan. 
  6. Allah akan memberi petunjuk pada pendengaran, penglihatan, kaki dan tangannya, serta do’anya pun mustajab. 
  7. Hati akan menjadi tenang dan tenteram karena selalu dekat dengan Allah SWT. 
  8. Sebagai tambahan bekal amal di akhirat kelak. 
  9. Allah akan bangun sebuah rumah di surga bagi orang yang melaksanakan shalat sunnah rawatib 12 raka’at dalam sehari semalam. 
Jika adik-adik sudah membaca dan mengerti semuanya pasti bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini bukan ?
  1. Tuliskan hadits yang menjelaskan keutamaan shalat sunnah fajar !
  2. Carilah dasarnya mengapa Rasulullah menganjurkan agar tidak meninggalkan shalat sunnah fajar walaupun sedang dikejar musuh !
  3. Tuliskan menurut analisismu perbedaan shalat sunnah ba’diyah dan qabliyah !
  4. Jelaskan menurut pengetahuanmu perbedaan shalat sunnah muakkad dan shalat sunnah ghairu muakkad ! 
  5. Tuliskan manfaat apa saja yang dapat kamu peroleh dan pelaksanaan shalat rawatib ghairu muakkad ! 
    Demikian artikel pengertian shalat sunnah rawatib yang bisa admin sampaikan yang diambil dari sumber-sumber terpercaya, buku agama, Al Qur'an dan Hadits.

    Tentang:

    Share:


    Artikel Terkait

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar