Contoh Soal Mengonversi Teks Editorial , Opini ke dalam Teks Anekdot

Contoh Soal Mengonversi Teks Editorial , Opini ke dalam Teks Anekdot Hampir setiap orang menyukai sesuatu yang bersifat lucu. Karena itu, mereka menyenangi cerita-cerita jenaka. Tidak semua cerita jenaka hanya berkisah mengenai hal-hal remeh yang tidak bermanfaat. Tahukah kamu bahwa kejenakaan ternyata bisa menjadi salah satu sarana untuk menyindir atau mengkritik sesuatu yang salah? Ya, dengan anekdot hal itu bisa saja terjadi. Apabila pada topik sebelumnya kita belajar tentang cara mengonversi teks editorial/opini menjadi teks monolog, pada topik ini kita akan belajar mengonversi menjadi teks anekdot. Mari berkenalan dengan teks anekdot.
Kritik Sosial dalam Bingkai Anekdot
Teks editorial yang dimuat di media cetak, seperti koran atau majalah, biasanya ditulis menggunakan bahasa baku dan bersifat terus terang. Keterus-terangan dalam teks editorial merujuk pada pernyataan-pernyataan yang menerangkan permasalahan secara langsung. Karena itu, pembaca menjadi lebih mudah mengetahui maksud yang terkandung di balik teks.
      Teks anekdot adalah teks yang bersifat lucu, mengisahkan tentang kehidupan seseorang atau peristiwa tertentu yang dianggap penting. Tujuan penulisan teks anekdot adalah untuk menghibur. Meskipun begitu, anekdot pada umumnya mengangkat tema-tema yang bersifat ironi. Karena itulah, kita sering menemui teks anekdot yang ditulis menggunakan bahasa sindiran, perumpamaan, atau simbolisme. Teks anekdot juga sering dipakai untuk menunjukkan kritik sosial.
      Suatu teks editorial/opini dapat dikonversi menjadi teks anekdot. Caranya adalah membubuhinya dengan kejenakaan. Kejenakaan menjadi ciri paling menonjol dari teks anekdot yang dipakai untuk menceritakan tentang hal-hal menarik yang dialami tokoh. 
Contoh Soal Mengonversi Teks Editorial , Opini ke dalam Teks Anekdot

SOAL 1
Bacalah potongan teks editorial di bawah ini!
Sepuluh ribu pendaki diperkirakan memenuhi gunung Semeru pada akhir pekan lalu. Kehadiran mereka di gunung yang memiliki puncak bernama Mahameru itu sebenarnya justru membahayakan ekosistem setempat. Sampah-sampah yang mereka tinggalkan memenuhi badan gunung. Di Ranu Kumbolo, misalnya. Danau alami yang menjadi salah satu tempat berkemah favorit para pendaki itu kini mengalami pencemaran. Sampah organik dan non-organik bertebaran.
Teks anekdot yang tepat untuk mengonversi editorial di atas adalah ….

SOAL 2
Simaklah potongan editorial di bawah ini!
Dahulu, anak-anak sering keluar rumah saat purnama datang. Sinar rembulan menjadi lebih terang daripada hari-hari biasa. Karena itu, mereka bermain bersama di bawah cahaya purnama. Mereka bermain sambil bernyanyi. Keriangan selalu tampak pada wajah anak-anak itu. Aktivitas bermain di bawah sinar bulan purnama menjadi salah satu arena bersosialisasi. Akan tetapi, kini mereka sudah tidak lagi keluar saat bulan purnama datang. Tidak ada lagi tempat untuk melihat bulan sehingga mereka tidak pernah tahu kapan purnama datang sebab banyak bangunan tinggi didirikan.
Konversi teks anekdot yang tepat untuk editorial di atas adalah ….

SOAL 3
Seorang pemimpin redaksi akan menulis sebuah editorial mengenai salah satu perilaku negatif manusia dalam memanfaatkan teknologi. Akan tetapi, ia ingin agar tulisan itu tidak terkesan kaku. Maka, ia pun memutuskan untuk membuatnya dalam bentuk teks anekdot.
Teks anekdot yang sesuai dengan keinginan pemimpin redaksi adalah ....

SOAL 4
Cermati teks anekdot berikut ini!
Hari libur telah tiba. Saatnya untuk melakukan perjalanan panjang ke kota Bandung. Rute perjalanan yang mengular sepanjang ular naga dalam mitos Tiongkok pun sudah menanti untuk dilewati. Kali ini kami pergi berlima menggunakan sarana transportasi darat. Kereta api menjadi pilihan untuk mengantarkan kami ke Kota Kembang itu. Kami berangkat dari stasiun Gubeng di Surabaya. Niat hati, kami berangkat pagi-pagi sekali agar bisa sampai di Bandung lebih awal. Bahkan, tiga di antara kami sampai belum sempat menggosok gigi. Namun, apa daya, petugas loket mengatakan bahwa kereta api menuju Bandung hanya menyediakan jasa keberangkatan satu kali dalam sehari, yaitu pada sore hari. Kami terkejut karena bulan lalu ketika mengecek jadwal keberangkatan, kami menemukan informasi bahwa kereta menuju Bandung berangkat tiga kali sehari. Petugas lalu menjelaskan bahwa saat ini PT KAI sedang mengalami kerugian sehingga melakukan strategi pengurangan jam operasional keberangkatan
Kalimat yang tepat untuk mengakhiri teks anekdot di atas adalah ….

SOAL 5
Cermati dialog di bawah ini!
Bu Kiki : Sayang ya dulu bapak memutuskan untuk berhenti sekolah. Coba kalau dulu bapak dengar kata kakek untuk tetap melanjutan sekolah setinggi-tingginya.
Pak Joko : Ah, apa gunanya sekolah tinggi-tinggi. Cuma mengahabiskan biaya saja. Biaya selangit, kerjaan sekutu. Biaya tinggi, kerja susah dicari.
Bu Kiki : Kalau bapak terima tawaran beasiswa dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu kan bapak tidak perlu mengeluarkan biaya untuk sekolah.
Pak Joko : Ah, membuang-buang waktu saja, Bu.
Bu Kiki : Membuang-buang waktu dulu, bersenang-senang kemudian. Semua itu butuh perjuangan dan waktu, Pak.
Pak Joko : Gelar yang tinggi juga belum tentu menjamin kemudahan hidup di kemudian hari, kok.
Bu Kiki : Tapi setidaknya, dengan sekolah setinggi-tingginya bapak tidak hanya membuang-buang waktu bermain siulan dengan si kenari Jabrik itu. Setidaknya, bapak bisa bisa berpikir bagaimana menganak-cucukannya lalu membuatnya menjadi penghasilan keluarga. ....
Pak Joko : Aih, sopir aja dibanggakan!
Bu Kiki : Ya jelas saja. Sopir pesawat terbang!
Opini yang tepat untuk mengisi bagian rumpang pada teks anekdot di atas adalah ….

SOAL 6
Paragraf di bawah ini yang termasuk teks anekdot adalah ....

SOAL 7
Perhatikan kalimat acak berikut!
(1) Setelah ditanya oleh salah seorang warga, ia pun mengatakan, “Aku Cuma disuruh sama tuanku untuk bawa motor ini ke Jogja karena mau ada arak-arakan. Tuan malas mengendarai dalam jarak jauh. Jadi, tuan naik pesawat ke Jogja. Nah, motor ini aku yang bawa sampai Jogja.”
(2) Setiap tetangga yang melihatnya merasa heran sebab ia bukanlah termasuk orang dari kalangan atas. 
(3) Dengan dandanan seperti itu, ia keluar rumah dan mengendarai moge (motor gede) menuju jalan raya. 
(4) Pagi itu Pardi tampil seperti seorang roker dengan jaket kulit dan sepatu pantofel.
(5) Warga yang bertanya itupun menimpali, “Oh, begitu rupanya. Aku pikir kamu sudah jadi orang gedongan, Par!” 
(6) Pekerjaannya sehari-hari hanya sebagai seorang tukang kebun di rumah seorang pengusaha.
Urutan yang benar untuk membentuk teks anekdot dari kalimat acak di atas adalah ….

SOAL 8
Bagaikan menggarami air laut.
Apabila peribahasa di atas dikonversikan menjadi sebuah teks anekdot, teks yang benar adalah ….

SOAL 9
Pernyataan yang dapat digunakan menjadi bagian dari teks anekdot adalah ….

SOAL 10
Dialog berikut ini yang tidak termasuk teks anekdot adalah ….
Tentang:

Share:


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar