Penerapan Macam-macam Dan tipe Budaya Politik Parokial

 Budaya politik parokial adalah tipe budaya untuk berpolitik yang dinilai paling rendah. Di dalam budaya politik parokial masyarakat tidak dinilai bahwa mereka memiliki hak sebagai warga dari suatu negara, gaya politik parokial mengutamakan perasaan lokalitas. Macam-macam dan tipe budaya politik parokial sama sekali tidak menunjukan kebanggaan warga terhadap sistem politik tersebut. Masyarakat tidak menunjukan perhatian terhadap perkembangan sistem politik, pengetahuan masyarakat sangat sedikit tentang politik, dan sangat jarang membahas masalah politik. Budaya politik parokial juga menyiratkan masyarakat tidak memiliki antusias berpartisipasi di dalam politik. Perasaan untuk kompetensi politik juga keberdayaan politik tidak muncul saat berhadapan dengan institusi politik. Tidak munculnya rasa antusias tersebut menyebabkan kesulitan dalam membangun demokrasi budaya politik parokial. Demokrasi di dalam budaya politik parokial baru bisa dibangun jika terdapat institusi, jiwa berpolitik dan bernegara baru. Kesimpulannya budaya politik parokial memiliki tingkat partisipasi politik yang sangat rendah yang disebabkan faktor kognitif antara lain faktor tingkat pendidikan yang rendah.


Penerapan Macam-macam Dan tipe Budaya Politik Parokial

Macam-macam dan tipe budaya politik parokial beserta ciri-cirinya

Menarik kesimpulan bahwa budaya politik parokial memiliki tingkat partisipasi politik yang sangat rendah yang disebabkan masyarakat tidak memiliki perhatian pada setiap kejadian dalam sistem berpolitik, pengetahuan berpolitik sangat sedik, dan jarang sekali membicarakan masalah politik. Macam-macam dan tipe budaya parokial mengindikasikan bahwa masyarakat tidak memiliki minat dan kemampuan dalam berpartisipasi di bidang politik. Perasaan kompetensi politik dan keberdayaan politik otomatis tidak muncul, ketika berhadapan dengan institusi politik. Ciri-ciri budaya politik parokial yang umum terjadi ditunjukan oleh :
  • Faktor orientasi terhadap sistem politik dalam objek umum, objek input, objek output, dan sebagai pribadi partisipan aktif untuk pengetahuan dan keterlibatan mendekati nilai nol.
  • Tidak terdapat peran masyarakat dalam politik.
  • Budaya politik parokial menunjukan ketidakhadiran harapan terhadap perubahan untuk sistem politik yang sehat.
  • Budaya politik parokial tidak menampilkan harapan dari sistem politik yang berlaku.
  • Politik parokialisme murni berasal dari sistem tradisional sederhana.
  • Politik parokial dalam sistem politik tidak menampilkan perubahan ke arah lebih baik dan bersifat  normatif.
  • Peran politik dari masyarakat dilakukan dengan bidang lain.
  • Tidak ada minat masyarakat terhadap kegiatan politik, kehadiran masyarakat hanya sebatas keterkaitan profesi
  • Masyarakat tidak mengharapkan perubahan apa pun dari proses politik
  • Sistem politik parokial lebih bersifat afektif daripada kognitif


Pengertian Budaya Politik secara umum

Secara sederhana  pengertian budaya politik dapat didefinisikan sebagai pengetahuan, sikap, keyakinan dan perilaku masyarakat terhadap berlangsungnya proses politik. Proses politik yang dimaksud berupa proses pembuatan dan pelaksanaan pada kebijakan publik. Politik merupakan kekuasaan atau kepemimpinan mengatur sistem dalam bernegara. Fokus kekuasaan politik pada kemampuan golongan atau seseorang dalam mempengaruhi pembuatan, pelaksanaan suatu kebijakan publik. Proses pembuatan juga pelaksanaan kebijakan publik dapat dipahami dari proses kerja sistem politik yang dijalankan suatu negara. Dalam berpolitik dikenal 3 budaya politik yaitu parokial, budaya politik kaula dan budaya politik partisipan. Macam-macam dan tipe budaya parokial didefinisikan ketidakbanggaan warga terhadap sistem politik tersebut. Masyarakat tidak menunjukan perhatian terhadap perkembangan sistem politik, pengetahuan masyarakat sangat sedikit tentang politik, dan sangat jarang membahas masalah politik.
Sistem politik bisa bekerja setelah melakukan proses merubah input atau masukkan tuntutan dan dukungan pada proses kebijakan publik. Kebijakan tersebut berasal dari lembagai politik dalam masyarakat, seperti partai politik, kelompok pers, tokoh masyarakat, dan masyarakat umum. Lalu input menjadi output atau kebijakan publik yang diputuskan oleh lembaga politik negara yaitu legislatif. Selanjutnya ada peran eksekutif sebagai pelaksana penerapan dari kebijakan publik dan peran yudikatif sebagai penegakkan  kebijakan publik. Dengan kata lain, budaya politik adalah pengetahuan, sikap, keyakinan dan perilaku seseorang atau warga megara terhadap sistem politik di negaranya. Adapun macam-macam dan tipe budaya parokial merupakan salah satu dari tipe budaya politik yang berjalan di suatu negara.

Tipe budaya politik parokial

Masyarakat yang bertipe budaya politik parokial memiliki ciri-ciri tidak memiliki pandangan terhadap politik sama sekali, baik pandangan berupa pengetahuan, sikap atau kemampuan menilai terhadap objek politik. Macam-macam dan tipe budaya parokial Ini berarti masyarakat bersikap acuh tak acuh terhadap objek politik. Objek politik yang sangat berpengaruh adalah pembuat dan pelaksana kebijakan publik.
Contoh objek politik antara lain :
  1. Pemilihan Kedes
  2. Pemilihan anggota BPD
  3. Proses Pilkada
  4. Proses pemilu anggota DPRD, anggota DPR, dan DPD termasuk proses pemilihan presiden
  5. Kebebasan dalam menyatakan pendapat dan kebebasan pers.
Meskipun budaya parokial kurang peduli terhadap objek politik namun masyarakat yang menganut budaya politik parokial masih peduli terhadap nilai-nilai adat istiadat, agama dan etnis tertentu.

Komponen budaya politik

Dalam berpolitik, ciri dan cara kerja politik bisa dikalsifikasikan kedalam 3 orientasi yaitu 
1. Orientasi kognitif yaitu pengetahuan masyarakat tentang sistem berpolitik Dalam prakteknya contoh, orientasi kognitif diantaranya pengetahuan tentang pilkada atau pemilu, pengetahuan mengenai partai politik, fungsi dari politik pemerintahan DPR, DPRD MPR, DPD dan BPD. Contoh orientasi kognitif antara lain berupa keyakinan akan sistem politik diantaranya kesadaran bahwa pemilu dan pilkada serta organisasi politik lainnya merupakan lembaga yang penting bagi sistem politik demokrasi.

2. Orientasi afektif yaitu cara berpolitik yang mengutamakan sistem Demokrasi.Dalam pelaksanaannya orientasi afektif mengarah kepada pencariin pimpinan yang sesuai aspirasi rakyat dan menghindari cara-cara money politik.

3. Orientasi evaluasi berupa komitmen dan pertimbangan masyarakat terhadap keputusan politik meliputi kinerja dari sistem berpolitik. Contoh orientasi evaluatif antara lain komitmen dalam mendukung pelaksanaan pilkada langsung yang sesuai dengan peraturan dan peserta pemilu berkomitmen untuk memberikan suaranya dalam pilkada langsung.

Namun pada prakteknya budaya politik parokial belum mengarah pada ketiga sistem berpolitik tersebut, maka peran masyarakat dalam memberikan arahan, pengertian dan penyampaian kepada Macam-macam dan tipe budaya parokial bahwa pola berpolitik yang benar harus dua arah. Tidak sepihak sehingga bisa merugikan apabila terdapat keputusan yang berat sebelah atau tidak adil.

Ketiga orientasi tersebut merupakan kesatuan  yang tidak dapat dipisahkan.  Tujuannya agar mengarahkan kemampuan seseorang untuk memberikan penilaian dan memberi andil   terhadap sistem berpolitik. Ketiga orientasi dalam budaya berpolitik tersebut juga memberi nilai terhadap perilaku politik seseorang. Dalam hal ini budaya politik merupakan suatu pengetahuan, sikap terhadap sistem politik menjadi penentu perilaku politik. Karenanya masyarakat yang masih menganut budaya politik parokial agar diberi arahan untuk merubah konsep berpolitiknya. Mendapat arahan sistem berdemokrasi dalam perannya sebagai warganegara sehingga macam-macam dan tipe budaya parokial bisa berubah dan masyarakat memiliki pandangan baru terhadap pola berpolitik yang modern dan juga sehat.
Tentang:

Share:


Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar